Pelabuhan Gilimanuk Sempat Ditutup, Kapolda Imbau Warga yang Hendak Masuk ke Bali
Pelabuhan Gilimanuk, Kamis (21/5/2020) lalu sempat ditutup pada sore hari karena cuaca ekstrem.
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali, Kamis (21/5/2020) lalu sempat ditutup pada sore hari karena cuaca ekstrem.
Penutupan dilakukan sekitar pukul 16.10 Wita dan dibuka kembali pada 16.20 Wita.
Akibat cuaca buruk itu, beredar di media sosial alun atau gelombang tinggi yang menerjang sebuah kapal.
Ketika dikonfirmasi kepada pihak Syahbandar Gilimanuk, bahwa tidak ada laporan terjadi di Selat Bali.
• Hindari Mengonsumsi Makanan Kemasan, Berikut Gejala Kolesterol Tinggi dan Cara Mencegahnya
• Berbagi Sembako di Bulan Ramadhan, Para Relawan Berikan Santunan ke Yayasan Panti Asuhan di Denpasar
• Wali Kota Bogor Kecewa Dapati Ibu-ibu Belanja Baju Lebaran Pakai Uang Bansos
Sebelumnya juga beredar sebuah rekaman video yang menunjukkan cuaca ekstrem di perairan Selat Bali.
Sebuah truk karena cuaca ekstrem bergoyang ke kanan dan ke kiri karena hempasan gelombang tinggi ke kapal.
Gelombang tinggi ini dalam video itu dinyatakan menerjang sebuah kapal yang berlayar di perairan yang menghubungkan Jawa dan Bali, pada Rabu (13/5/2020) malam hari.
Kepala Syahbandar Gilimanuk, Ketut Arya Dana mengatakan, untuk kejadian pada 13 Mei yang beredar di media sosial itu, kejadian tampaknya bukan terjadi di Selat Bali.
Sedangkan yang baru terjadi dan menyebut di Selat Bali, saat kapal sedang berlayar dan alun menerjang, juga tidak terkonfirmasi berada di Selat Bali.
"Sudah saya konfirmasi ke Nahkoda tidak ada. Sama seperti yang kejadian di malam 13 Mei itu. Saya sudah cari informasi ke petugas," ucapnya kepada wartawan, Jumat (22/5/2020).
Menurut dia, memang terjadi cuaca ekstrem pada saat dua video itu beredar.
Dan di hari yang sama terjadi penutupan, khususnya waktu Kamis (21/5/2020) lalu.
Namun, untuk kapal yang diterjang alun itu tidak diketahui.
Bisa jadi itu bukan terjadi di Selat Bali.
Sebelumnya juga, sebuah truk berada di dalam kapal atau diangkut kapal awalnya dikira adalah Kapal Munic V, yang melayani penyerang Gilimanuk-Ketapang.
Pihak Syahbandar pun mengkroscek ke Nahkoda kapal Munic V.
Diakui Nahkoda, bahwa memang ada alun (gelombang tinggi).
Hanya saja, yang seperti di dalam video tidak ada.
"Jadi informasi itu tidak jelas. Dan bukan kejadian di Selat Bali," bebernya.
Terpisah, Kapolda Bali, Irjen Pol Petrus Reinhard Golose mengimbau kepada warga yang hendak masuk ke Bali melalui Pelabuhan Gilimanuk untuk mengikuti pengecekan sesuai protokol kesehatan Covid-19.
Bali yang saat ini sudah baik dalam penanganan Covid-19 harus tetap dijaga.
Imbauan tersebut disampaikan Kapolda Bali disela-sela melakukan pengecekan pengamanan arus Lebaran di Pelabuhan Gilimanuk, Jumat (22/5/2020) kemarin.
Dari pengamatan Kapolda, arus orang dan kendaraan yang hendak keluar Bali melalui Pelabuhan Gilimanuk tahun ini turun drastis 80 persen.
Bahkan saat dilakukan pengecekan, petugas pengamanan dari Kepolisian maupun TNI jumlahnya lebih banyak dibandingkan orang yang hendak menyeberang.
Kapolda Bali menyebutkan, bahwa Gilimanuk bisa dikontrol oleh petugas.
Namun yang menjadi perhatian dan perlu diantisipasi adalah arus balik nantinya pasca Lebaran.
Kapolda Bali juga menyampaikan apresiasi kepada masyarakat Bali yang telah bersama-sama menjaga kesehatan dan menjalankan protokol Covid-19, serta menjaga Pulau Bali.
“Memang tidak sempurna kita melakukan pengamanan (Gilimanuk), tetapi tidak ada efek yang signifikan akibat dari penyeberangan Gilimanuk ini. Kami apresiasi petugas, stakeholders di Gilimanuk dan Ketapang bekerjasama luar biasa," jelasnya. (*)