Listrik Padam Tiga Jam, Gardu PLN di Ubud Gianyar Ternyata Meledak Karena Dimasuki Ular

Warga Banjar Tebesaya, Peliatan, I Nyoman Astana mengatakan, gardu meledak sekitar pukul 20.00 Wita sampai 23.00 Wita.

Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Eviera Paramita Sandi

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR – Kemunculan ular kembali membuat warga di Bali geger. 

Terlebih di musim seperti sekarang ini, mereka akan keluar untuk mencari tempat yang hangat.

Namun tidak jarang, upaya mereka mencari tempat teduh ini justru membuat masalah.

Seperti halnya terjadi di Kecamatan Ubud, tepatnya di Banjar Tebesaya, Desa Peliatan hingga Desa Padangtegal,  Sabtu (23/5/2020) malam.

Berdasarkan informasi dihimpun Tribun Bali, Minggu (24/5/2020), seekor ular masuk ke dalam gardu PLN, yang menjadi komponen distribusi listrik dari Desa Peliatan hingga Desa Padangtegal Ubud, Gianyar, Bali.

Begitu masuk ke dalam, gardu tersebut langsung meledak sementara ular langsung mati terpanggang.

Kondisi ini mengakibatkan listrik padam hingga tiga jam.

Warga Banjar Tebesaya, Peliatan, I Nyoman Astana mengatakan, gardu meledak sekitar pukul 20.00 Wita sampai 23.00 Wita.

“Listrik padam setelah ada suara ledakan di gardu. Listrik padam sampai ke Padangtegal. Saat itu saya langsung melapor ke pihak PLN,” ujarnya.

Meskipun listrik padam cukup lama, namun Astana mengatakan, tidak mendengar adanya warga mengeluh.

Hal itu diduga karena saat ini aktivitas masyarakat relatif sedikit di tengah pandemi Covid-19.

“Dulu saat restoran, dan penginapan masih jalan, jangankan tiga jam, satu jam listrik padam pun sudah banyak yang mengeluh. Tapi sekarang tidak saya dengar,” ujar pria yang berprofesi sebagai pengacara tersebut.

Manajer Unit Layanan dan Pengadaan PLN Gianyar, Billy Ramadhana mengatakan, setelah mendapatkan informasi demikian, pihaknya langsung turun ke lapangan untuk mencari tahu penyebabnya.

Saat dilakukan pengecekan pada gardu, ditemukan seekor ular mati terpanggang di dalam gardu.

Pihaknya pun menyimpulkan permasalahan itu akibat ular yang masuk ke dalam gardu.

“Penyebabnya karena ular masuk dalam gardu,” ujar Billy.

Menurut Billy, permasalahan akibat ular bukan hal baru.

Dimana hal ini sering terjadi saat musim hujan.

Dia menduga ular masuk kesana karena mencari tempat teduh dan hangat.

Seperti biasanya, untuk mengantisipasi hal tersebut, pihaknya akan memasang jaring pengaman.

“Kejadian seperti ini sering terjadi, biasanya kami antisipasi dengan memasang jaring, supaya ular tidak bisa masuk ke dalam gardu,” tandasnya. 

Kehebohan karena ular bukan kali ini saja terjadi. 

Beberapa waktu yang lalu seorang pemuda bernama Gusti Ngurah Bagus Permana (16), Remaja asal Jalan Ratna, Lingkungan Kemoning, Kelurahan Semarapura Kelod, terbaring lemah di ruang UGD RSUD Klungkung, Kamis (21/5/2020).

Ia akhirnya sadarkan diri, setelah sebelumnya pingsan karena lehernya sempat dililit ular piton yang ia bawa ketika melintas di seputaran jalan Kresna, Semarapura, Klungkung, Bali.

Dari informasi yang dihimpun Tribun Bali, kejadian Gusti Ngurah Bagus dililit ular piton terjadi sekira pukul 11.00 Wita.

Saat itu Klungkung masih diguyur hujan gerimis, dan beberapa warga di Jalan Kresna melihat Gusti Ngurah Bagus Permana melintas mengendarai sepeda motor Honda Supra DK 8593 AE.

Remaja itu mengendarai sepeda motor dengan satu tangan, karena tangan kirinya memegang kepala ular piton.

Sementara badan ular dililitkan dilehernya.

Ketika sampai di depan Pura Dalem Majapahit, Bagus Permana sempat memarkir sepeda motornya dengan posisi standar tengah, lalu tiba-tiba langsung jatuh terlentang.

" Ketika itu anak itu sudah terkapar dipinggir jalan, namun sepeda motornya masih terdongkrak (standar tengah) dalam keadaan hidup," ungkap saksi disekitar TKP, I Ketut Sukadana, Kamis (21/5).

Saat itu, warga melihat anak itu sempat kejang-kejang dipinggir jalan.

" Warga sempat takut mendekat, karena wabah corona seperti saat ini," ujarnya.

Warga pun memberanikan diri mendekat, betapa kagetnya ia saat itu melihat ular piton sepanjang sekitar 2 meter melilit di leher Gusti Ngurah Bagus.

"Kami kaget karena ada ular dileher anak itu.

Ekor ularnya sudah masuk ke hidung, dan kepalanya masuk ke selangkangan. Telinganya juga sudah berdarah," ungkapnya.

Ia juga mengatakan, wajah dari Gusti Ngurah Bagus Permana sudah membiru.

Warga sempat memberikan pertolongan pertama dan menelpon ambulance.

"Ia (Gusti Ngurah Bagus) lalu dibawa ke RSUD Klungkung, sementara ularnya sudah diamankan oleh kepolisian," jelasnya.

Humas RSUD Klungkung, I Gusti Putu Widiyasa mengatakan saat pertama masuk UGD keadaan pasien Gusti Ngurah Bagus Permana sudah lemas.

Walau kesadarannya menurun, namun ketika mendapatkan penanganan ia sempat berontak.

" Ketika pertama masuk ke UGD, pasien (Gusti Ngurah Bagus Permana) sempat lemas. Lalu ketika akan mendapat penanganan, sempat berontak, ujar I Gusti Putu Widiyasa.

Berdasarkan pemeriksaan petugas medis di UGD RSUD Klungkung, diketahui ada bekas lilitan ular di leher dari Gusti Ngurah Bagus Permana.

Selain itu, ekor ular tersebut juga diketahui sempat masuk ke rongga hidung, dari lobang sisi kiri hingga tembus ke lobang sisi kanan.

" Saat ini pasien kondisinya sudah membaik. Beruntung kondisinya tidak parah dan sudah diperbolehkan pulang," ungkap Gusti Widiyasa. 

Bukan Ular Peliharaan

Adik dari Gusti Ngurah Bagus, Gusti Ayu Permitasari mengatakan, ular yang melilit leher kakaknya itu bukanlah ular peliharaan.

Menurutnya ular tersebut baru ditangkap oleh kakaknya. Bahkan belum sempat dibawa pulang.

Selama ini, Gusti Ngurah Bagus Permana memang dikenal sebagai pecinta reptil, dan sering menangkap ular lalu memeliharanya.

Sementara Kapolsek Klungkung Kompol I Nyoman Suparta menjelaskan, selama ini korban memang dikenal sebagai pecinta ular.

Ia sering menangkap ular liar lalu dipelihara di rumah.

" Berdasarkan keterangan pihak keluarga, ular yang melilit korban itu tangkapan baru yang belum sempat dibawa ke rumah," jelas Suparta.

Ular tersebut lalu diamankan ke SPKT Polres Klungkung. Hanya saja kepolisian bingung akan dikemanakan ular tersebut.

" Rencananya akan kami serahkan ke BPBD Klungkung," ungkap Suparta. (*) 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved