Corona di Bali
Batuk Sejak Lama, Satu Penghuni di Padangsambian Dinyatakan Positif Covid-19 & Berujung Isolasi Gang
Isolasi dimulai sejak Senin (25/5/2020) kemarin dimana penghuni di dalam gang ini tak diperbolehkan beraktivitas di luar rumah
Penulis: Putu Supartika | Editor: Eviera Paramita Sandi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Sebuah wilayah di Denpasar, Bali mengisolasi atau me-lockdown salah satu gang di daerahnya.
Wilayah tersebut berada di Desa Padangsambian Klod.
Tepatnya sebuah gang yang berada di wilayah Jalan Gunung Salak.
Isolasi dimulai sejak Senin (25/5/2020) kemarin dimana penghuni di dalam gang ini tak diperbolehkan beraktivitas di luar rumah selama 14 hari hingga tanggal 8 Juni 2020 mendatang.
Tindakan ini dilaksanakan menyusul adanya salah satu penduduk yang tinggal di gang tersebut dinyatakan positif Covid-19.
"Tanggal 20 Mei ada laporan ke Satgas Desa, ada satu orang penghuni di gang tersebut positif Covid-19. Ia awalnya mengalami gejala batuk-batuk dari lama, kemudian dari laporan kami tindaklanjuti dengan melakukan survei bersama tim satgas lengkap dengan APD. Akhirnya dapat kami keterangan memang betul penghuni di sana bersal dari Pasuruan, Jawa Timur status penduduk pendatang itu dinyatakan positif oleh pihak rumah sakit," kata Wijaya.
Atas dasar tersebut, mengingat interaksi di gang tersebut sangat akrab dan kebanyakan penduduk pendatang, pihaknya pun memilih melakukan isolasi gang.
Mereka juga diminta wajib menggunakan masker walaupun saat beraktivitas di dalam rumah dan selalu menjaga kebersihan termasuk dengan rajin melakukan cuci tangan.
Dikonfirmasi Perbekel Desa Padangsambian Klod, I Gede Wijaya Saputra, Selasa (26/5/2020) pagi membenarkan pihaknya melakukan isolasi di gang tersebut.
Namun pihaknya meminta agar tak menyebutkan nama gang serta banjar di wilayah tersebut.
Sementara untuk kebutuhan penghuni gang selama 14 hari ditanggung oleh pihak desa dan banjar adat dengan cara bergotong-royong.
Juga ada bantuan dari food rescue Pemkot Denpasar.
"Kami juga akan tetap upayakan mencari bantuan dari pemerintah maupun donatur," katanya.
75 Orang Diisolasi di Gang Jalan Gunung Salak
Suasana di salah satu gang yang berada di Jalan Gunung Salak, Padangsambian Klod Denpasar yang di-lockdown atau diisolasi terlihat lengang.
Akses menuju ke dalam gang ditutup dengan meja.
Sementara di pintu masuk gang 4 orang petugas dari unsur pecalang, Linmas berjaga.
Setiap orang yang ingin masuk ke dalam gang tak diizinkan.
Jika akan membawakan makanan ke penghuni gang, diminta untuk menaruh di atas meja yang digunakan menutup gang.
Kemudian yang bersangkutan diminta menghubungi penghuni yang akan dibawakan makanan.
"Dari tadi banyak keluarga yang kos di dalam membawa makanan ke sini. Kami izinkan sampai di depan, nanti ditelepon siapa yang mau di berikan makanan. Dia yang mengambil ke depan," kata salah seorang pecalang yang berjaga di lokasi.
Penutupan gang ini menyusul salah seorang penghuni di gang ini dinyatakan positif Covid-19.
Yang bersangkutan merupakan seorang guru ngaji asal Pasuruan Jawa Timur dan tinggal di salah satu kos di gang ini.
Ia dikatakan sudah tinggal kurang lebih 1 tahun dengan menyewa dua kamar bersama keponakannya.
Penutupan gang ini telah dimulai pada Minggu (24/5/2020) malam sekitar pukul 22.00 Wita.
Perbekel Desa Padangsambian Klod, I Gede Wijaya Saputra mengatakan jumlah penghuni di gang tersebut sebanyak 30 Kepala Keluarga.
Sementara jumlah orangnya yakni 75 orang.
Dari 30 KK tersebut, hanya 2 KK yang merupakan warga asli Padangsambian Klod, sementara sisanya adalah pendatang.
"Di gang itu didominasi kos-kosan. Dan kebanyakan yang tinggal di sana warga pendatang," kata Wijaya.
Untuk menjamin kebutuhan pokok warga yang diisolasi tersebut, dari pihak desa dan banjar adat memberikan bantuan.
"Untuk makan, astungkara kami jamin 3 kali sehari. Seperti pengalaman kemarin berjalan lancar," katanya.
Selain itu, dari Food Rescue Kota Denpasar juga memberikan bantuan makanan dua kali sehari.
Dari banjar adat sekali dalam sehari.
"Ada juga bantuan dari banjar setiap 2 hari sekali berupa sayur, telur, dan beberapa daging dengan gotong royong dari banjar dan desa," katanya.
Selain menjamin kebutuhan pokok warga, kesehatan juga dipantau.
Pihaknya buat grup WhatsApp bersama penghuni, aparat pemerintahan, Puskesmas II Denpasar Barat untuk melakukan komunikasi. (*)