Ini Upaya Pemerintah dalam Mempercepat Pemulihan Ekonomi Tahun 2021

Direktur Dana Transfer Khusus DJPK Putut Hari Satyaka mengatakan, fokus kebijakan fiskal pemerintah di tahun depan memiliki tema utama

Editor: Wema Satya Dinata
(thikstockphotos)
Ilustrasi pekerja 

TRIBUN-BALI.COM - Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan (DJPK Kemenkeu) mengungkapkan, pihaknya telah melakukan perencanaan terhadap berbagai fokus kebijakan belanja pada tahun 2021 mendatang.

Direktur Dana Transfer Khusus DJPK Putut Hari Satyaka mengatakan, fokus kebijakan fiskal pemerintah di tahun depan memiliki tema utama berupa percepatan pemulihan sosial dan ekonomi, serta penguatan reformasi untuk keluar dari middle income trap.

"Di dalam fokus tersebut ada recovery dan reformasi belanja, baik itu reformasi di bidang kesehatan, program perlindungan sosial, pendidikan, transfer ke daerah dan dana desa (TKDD), belanja, serta reformasi pendapatan secara nasional," ujar Putut di dalam konferensi pers daring, Jumat (29/5/2020).

Pertama, di dalam reformasi di bidang kesehatan, pemerintah akan melakukan pemulihan dan penguatan pada sistem kesehatan dan health security preparedness.

2 Bulan Diajukan, Insentif untuk Tim Medis Covid-19 Belum Turun, RSUD Klungkung Usulkan Rp 356 Juta

Melihat Kedekatan Aurel dan Atta Halilintar, Ini Respons Anang dan Ashanty

Demi Cegah Covid-19, Korea Utara Ancam Tembak Warga China yang Langgar Perbatasan

 Putut menjelaskan, adanya pandemi Corona di tahun ini memberikan banyak pelajaran bagi pemerintah untuk memperbaiki kesiapan, baik dari sisi supply maupun demand.

Untuk itu, di tahun depan sisi kesehatan ini akan diberikan perhatian lebih oleh pemerintah.

Kedua, dalam reformasi program perlindungan sosial, pemerintah akan melakukan pemulihan dan penguatan program bantuan sosial (bansos) serta pengalihan subsidi.

 Pada penguatan program bansos, kata Putut, pemerintah akan lebih ketat dalam memastikan ketepatan data penerima agar dapat lebih baik dan tepat sasaran.

Ketiga, pada reformasi pendidikan pemerintah akan melakukan peningkatan sumber daya manusia (SDM), information and communication technology (ICT), penelitian dan pengembangan (Litbang), dan infrastruktur pendidikan menuju industri 4.0 atau knowledge economy.

"Ini merupakan tema utama reformasi dalam jangka menengah. Oleh karena itu, kami tetap akan fokus pada bagaimana meningkatkan kualitas SDM agar benar-benar bisa bersaing dalam tataran yang lebih luas lagi," paparnya.

Keempat, reformasi TKDD akan diarahkan pada upaya dalam meningkatkan quality control atas TKDD, serta mendorong pemerintah daerah (Pemda) dalam pemulihan ekonomi dan kesehatan, serta pendidikan.

Kelima, reformasi belanja akan difokuskan pada program prioritas atau zero based, beriorientasi pada hasil atau result based, efektif, efisien, ekonomis, serta selalu mengantisipasi terhadap ketidakpastian atau automatic stabilizer.

Keenam, reformasi pendapatan di tahun depan akan difokuskan pada beberapa hal.

Diantaranya adalah mendukung pemulihan dunia usaha dan optimalisasi melalui inovasi kebijakan, reformasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) melalui kebijakan dan pengelolaan PNBP yang antisipatif terhadap volatilitas dan risiko serta memberikan manfaat jangka panjang.

Soal Pembukaan Kembali Objek Wisata Penglipuran Bangli, Pihak Desa Tunggu Kebijakan Pemerintah

Setelah Hentikan Produksi Mobil Datsun, Kini Pabrik Nissan di Indonesia Tutup

Kehamilan di Jatim Melonjak Selama Wabah Covid-19 Akibat Pasutri di Rumah Saja Tapi Tak Pakai KB

"Reformasi pendapatan juga dilakukan dengan dukungan kepada industri melalui mitigasi dampak untuk percepatan pemulihan ekonomi dan restrukturisasi transformasi ekonomi," kata Putut.(*)

Sumber: Kontan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved