Cara Teknisi AirAsia Merawat dan Menjaga Kelaikan 282 Pesawatnya Saat Pandemi Covid-19

“Pesawat kami memang sedang berhibernasi, tapi banyak yang harus dilakukan untuk merawat adhi karya berteknologi canggih ini" ucap Banyat

Communications AirAsia Indonesia.
Teknisi sedang melakukan perawatan pesawat AirAsia 

Setelah menentukan lokasi dan masa parkir setiap pesawat, kami lanjut melakukan tugas yang paling menyita tenaga yaitu menutup bagian-bagian pesawat yang terbuka dan terpapar lingkungan.

Setiap celah atau bagian penting pesawat yang terpapar lingkungan harus dilindungi menggunakan penutup yang direkomendasikan oleh pabrikan pesawat untuk melindungi dari debu, serangga, burung, atau benda asing lainnya yang berpotensi merusak sistem pesawat.

Bagian-bagian tersebut antara lain mesin, inlet dan outlet Auxiliary Power Unit (APU), alat pendeteksi data udara (air data probes) seperti pitot probes, static ports atau antena berbentuk tabung lainnya yang menempel pada badan pesawat. 

Jika akan berada di darat dalam waktu yang sangat lama, roda pendaratan juga termasuk yang akan ditutupi untuk mencegah karat.  

Para teknisi akan menjalankan inspeksi harian untuk memeriksa adanya kelainan teknis pada pesawat seperti kebocoran oli mesin atau cairan hidrolik, dan memastikan semua penutup bagian pesawat terpasang dengan benar. 

Selain inspeksi harian, teknisi juga akan membersihkan air data probes atau alat pendeteksi data udara dan bagian lainnya untuk memastikan tidak terjadi pembentukan residu yang diakibatkan oleh pesawat yang berdiam di darat.

Inspeksi harian sangat penting untuk dilakukan karena kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi di alam selain dari perubahan cuaca. 

 
Sebagai contoh, tidak lama setelah hibernasi, teknisi kami menemukan sarang burung di salah satu sayap pesawat A330 yang terparkir di Bandara Don Mueang terdapat

‘Tamu tak diundang’ sempat bersarang di bawah sayap salah satu pesawat yang terparkir di Don Mueang International Airport.

“Burung, lebah, atau serangga lainnya yang bersarang di pesawat yang tidak beroperasi adalah permasalahan yang lumrah terjadi di semua maskapai di dunia, jadi bukan hal yang aneh. Setelah mengetahui hal ini kami selanjutnya menghubungi otoritas terkait untuk membantu membawa ‘tamu tak diundang’ tersebut ke tempat yang lebih aman jauh dari pesawat; tidak ada hewan yang tersakiti selama proses ini berlangsung,” terang Banyat.

Untuk memastikan bentuk roda tetap terjaga akibat berada dalam posisi yang sama terlalu lama, pesawat perlu ditarik maju mundur, atau disanggah lalu rodanya diputar untuk mengurangi tekanan pada bagian yang menempel pada aspal. 

Teknisi juga akan menyalakan mesin pesawat dan APU secara berkala sesuai jadwal yang tertera pada AMM untuk memastikan kondisi mesin tetap prima.

 
Untuk persiapan masa parkir yang lebih lama, beberapa pengaturan pesawat harus dikonfigurasi ulang, seperti mencabut baterai, mengaktifkan ‘ditching mode’ untuk menutup katup dan jalan masuk udara lainnya ke dalam pesawat agar udara tidak masuk ke kabin, serta melepas alat pendeteksi data udara dan sistem penghangat jendela untuk mencegah melelehnya penutup alat pendeteksi data udara.

 
Bagi grup maskapai yang mengoperasikan ratusan penerbangan per hari, masa hibernasi ini menjadi kesempatan yang langka untuk dapat melakukan program pembersihan menyeluruh serta perbaikan interior kabin pesawat. 

 
Semua bagian atau panel yang dapat dilepas akan dibuka dan dibersihkan secara menyeluruh termasuk panel dinding kabin, area awak kabin atau biasa disebut ‘galley’, toilet, dan bahkan panel atas di ruang kemudi pesawat. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved