Corona di Bali
Transmisi Lokal di Desa Werdi Bhuwana Tinggi, Pemkab Badung Akui Masih Kaji untuk Karantina Wilayah
Wilayah desa Werdi Bhuwana dinilai sangat tinggi adanya transmisi lokal penyebaran kasus covid-19.
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Ady Sucipto
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA – Wilayah desa Werdi Bhuwana dinilai sangat tinggi adanya transmisi lokal penyebaran kasus Covid-19.
Bahkan tidak hanya dilihat dari berapa jumlah yang positif covid-19, namun dari data dinas kesehatan kabupaten Badung tercatat ada satu orang yang meninggal dunia yang statusnya positif covid-19.
Meski demikian pemerintah kabupaten Badung belum mengambil sikap untuk melakukan karantina wilayah di desa tersebut.
kabarnya pemerintah setempat masih melakukan kajian akan hal tersebut.
Ketua Tim Komunikasi Percepatang Penanggulangan Covid-19, IGN Jaya Saputra mengatakan untuk masalah karentina wilayah, pihaknya mengaku sedang mengkaji.
Hanya saja masih menunggu hasil swab warga yang telah dirapid sebelumnya.
“Untuk masalah karentina wilayah, kami sedang mengkaji hal tersebut, dan kami masih menunggu hasil swab warga. Jika semakin bertambah makan kita koordinasikan langkah selanjutnya, termasuk mengkaji karantina wilayah,” katanya saat dikonfirmasi Selasa (2/6/2020).
• Jumlah Orang yang Keluar Bali Lebaran H Plus Satu Hingga Hari Ini Mencapai 14.169 Orang
• BREAKING NEWS! Tiga Anggota Keluarga Dokter di Kelurahan Sumerta Denpasar Positif Covid-19
• Sopir Logistik Jawa-Bali Asal Seririt Buleleng Terkonfirmasi Positif Covid-19, Begini Riwayatnya
Meski demikian, pihaknya mengatakan tindakan yang telah dilakukan untuk pemerintah untuk menekan wabah covid-19 di Desa Werdhi Bhuana ini adalah melakukan tes rapid secara massal dan swab warga yang reaktif.
Sehingga pemetaan dapat dilakukan oleh gugus tugas percepatan penanganan covid-19 di Kabupaten Badung.
“Kami juga sudah membangun komunikasi dengan tokoh masyarakat disana untuk melakukan langkah pencegahan,” jelas IGN Jaya Saputra yang juga Kadis Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Badung itu.
Dikonfirmasi terpisah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Badung, dr Nyoman Gunarta mengatakan belum berani melakukan keputusan karantina atau isolasi wilayah.
Pihaknya mengaku saat ini masih menunggu hasil swab terkait warga yang hasilnya reaktif saat mengikuti rapid test lanjutan.
“Kalau berbicara isolasi, kami melihat sebenarnya di banjar Sayan Baleran sudah terisolasi alami. Artinya ruang gerak mereka di luar banjar sebenarnya terbatas.
Jadi tujuan kami melaksanakan rapid massal kemarin untuk memberikan keyakinan kepada warga untuk beraktivitasnya aman bagi masyarakat yang sudah rapid test dua kali,” bebernya.
Dengan melakukan rapid test ke pada seluruh penduduk di sana, mantan Dirut RSD Mangusada itu mengatakan untuk melakukan pemetaan wilayah, terkait penyebaran virus itu sendiri.
“Jadi saat ini pemetaan kusus untuk kami sudah jelas, yang hanya berkutat pada dua gang yang ada di banjar tersebut,” akunya sembari mengatakan angka reaktif pun sekitar 0.18 persen dari total warga.
Ditanya kembali, jika hasil swabnya positif apa berpotensi untuk melakukan karantina wilayah?
Dokter asal Sibang Gede itu mengatakan jika ada penambahan kasus tentu harus dilaporkan ke pimpinan Gugus Tugas kabupaten.
“Jadi untuk karantina itu keputusannya ada di ranah pimpinan, kami tidak punya wewenang terkait hal tersebut,” akunya.
Lanjut Gunarta mengatakan, sampai saat ini hasi swab untuk 18 orang yang reaktif saat rapid test lanjutan belum keluar sampai saat ini. “Untuk hasil swab kemarin belum keluar,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 1.021 warga yang menjalani rapid test lanjutan di Banjar Sayan Baleran Werdi Bhuwana.
Dari semua itu sebanyak 18 orang dinyatakan reaktif.
Warga yang dinyatakan reaktif pun langsung dibawa ke RSD Mangusada untuk menjalani tes swab.
Bahkan sejauh ini total sudah ada 17 kasus positif di Banjar Sayan Baleran, Desa Werdi Bhuwana.
Dari 17 itu, sebanyak 7 orang dinyatakan sembuh, 1 orang meninggal dan 9 orang masih menjalani perawatan. (*)