Per Mei 2020, Gianyar Nihil Kasus Rabies

Sepanjang Mei hingga awal Juni 2020 ini, Dinas Pertanian Gianyar yang membidangi kesehatan hewan, menyatakan Gianyar nihil kasus rabies

Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/dwi suputra
Ilustrasi anjing rabies 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR – Sepanjang Januari sampai Maret 2020, kasus gigitan anjing rabies sempat meresahkan masyarakat Gianyar, Bali.

Dimana para periode tersebut, terhitung terdapat empat kasus gigitan anjing rabies.

Namun beruntung tidak terdapat korban jiwa.

Situasi berangsur membaik, tepatnya sepanjang Mei hingga awal Juni 2020 ini, Dinas Pertanian Gianyar yang membidangi kesehatan hewan, menyatakan Gianyar nihil kasus rabies.

Berdasarkan data dihimpun Tribun Bali, Kamis (4/6/2020), pada Januari – Maret 2020, terhitung ada empat kali kasus gigitan anjing rabies.

Yakni di Desa Sebatu Tegalalang, Desa Medahan Blahbatuh, dan Desa Buruan Blahbatuh.

“Ya, benar, bulan tersebut terdapat empat kali kasus gigitan rabies. Tapi sejak Mei dan sampai awal ini tidak terdapat kasus,” ujar Kabid Kesehatan Hewan Distan Gianyar, Made Santiarka.

Kepala Distan Gianyar, Made Raka mengatakan, meskipun nihil kasus rabies, namun gigitan anjing kerap terjadi.

Namun setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium, anjing tersebut tidak terinvaksi rabies.

“Kasus gigitan anjing di Gianyar tidak bisa dihindari, karena budaya masyarakat yang gemar memelihara anjing, dan begitu bosan dibebas liarkan begitu saja, hasilnya anjing menjadi galak. Tapi per Mei dan awal Juni ini tidak ada kasus gigitan yang terkonfirmasi rabies,” ujar Raka.

Raka meminta masyarajat memelihara anjing peliharaannya secara baik, dan tidak membuang anjing secara sembarang.

Dimana biasanya, kawasan seperti pasar, kawasan hijau dan bangunan kosong selama ini kerap dijadikan tempat membuang anjing.

Dimana kondisi ini mengakibatkan anjing menjadi tidak terpelihara secara baik, dan menyebabkannya stres.

Anjing dalam kondisi stres, kata dia, sangat rentan terpapar virus rabies, dan hal tersebut dapat mengancam keselamatan banyak orang.

“Mari kita perlakukan hewan peliharaan secara baik, demi keselamatan kita bersama,” tandasnya.

Pada 2018 lalu, Distan Gianyar sempat menghitung populasi anjing di Kabupaten Gianyar, dimana jumlahnya relatif besar, yakni 70 ekor, dan itupun yang terdata hanya 64,2 persen anjing. 

Distan Gianyar memprediksi ada ribuan anjing yang masih berkeliaran dan tidak dilakukan pendataan.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved