Corona di Bali
Suwirta Kaget Perkembangan Transmisi Lokal di Klungkung
Seorang petani asal Desa Gelgel dan tiga orang kerabat mantan pejabat di Kelurahan Semarapura Kelod terkonfirmasi positif COVID-19
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Aloisius H Manggol
TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA- Kasus transmisi lokal COVID-19 kian meluas di Klungkung. Kamis (4/6), Seorang petani asal Desa Gelgel dan tiga orang kerabat mantan pejabat di Kelurahan Semarapura Kelod terkonfirmasi positif COVID-19.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Klungkung I Nyoman Suwirta mengungkapkan, dirinya kaget dengan cepat meluasnya transmisi lokal di Klungkung.
" Jadi cepatnya perkembangan transmisi lokal COVID-19 di Klungkung ini membuat kami kaget juga. Tapi mau bagaimana lagi? Ini terjadi ditengah upaya maksimal kita dalam dalan megantisipasi COVID-19, dan kami tidak akan lepas tangan dengan semua ini," ungkap Suwirta.
Tambahan transmisi lokal tersebut, dialami oleh seorang petani asal Desa Gelgel Klungkung. Ia hendak melakukan operasi prostat di RSUD Sanjiwani Gianyar, hanya saja setelah dilakukan SWAB sebelum operasi, diketahui warga itu positif COVID-19.
" Kami kurang tau di mana pasien ini tertular COVID-19, karena selama ini aktivitasnya hanya di sawah saja. Tapi ia sempat tiga kali bolak balik ke rumah sakit di Gianyar. Saat ini warga itu dirawat di RSUD Klungkung," jelas Suwirta.
Kamis (4/6) RSUD Klungkung juga telah melakukan swab test, terhadap 8 anggota keluarga petani tersebut. Namun hasilnya belum keluar.
Sementara tiga warga lainnya di Kelurahan Semarapura Kelod, Klungkung juga terkonfirmasi COVID-19. Tiga warga itu merupakan keluarga dari mantan pejabat di Pemkab Klungkung yang sebelumnya juga sudah terkonfirmasi positif COVID-19. Mereka sempat menjalani swab test Selasa (3/6) lalu, bersama 18 anggota keluarga lainnya.
" Tiga warga ini tinggal di lingkungan griya, dan masih keluarga besar dari mantan pejabat yang positif COVID-19. Informasinya, seorang diantara yang positif ini juga seorang pecalang," jelas Suwirta.
Suwirta pun meminta masyarakat untuk tidak panik berlebih dengan situasi ini, dan tetap mengikuti protokol kesehatan dari pemerintah.
" Warga juga jangan terlalu takut berlebih dan jangan panik. Semua tenang, kalau kerja ya kerja seperti biasa, namun harus tetap mengikuti protokol kesehatan dengan menggenakan masker, rajin cuci tangan dan jaga jarak," terang Suwirta
Sementara Bendesa Adat Semarapura Wayan Budarsana membantah, jika pecalangnya ada yang terkonfirmasi positif COVID-19. Hanya saja dia ia tidak menampik ada 11 pecalang yang saat ini diminta isolasi mandiri, karena sempat berinteraksi dengan keluatga tersebut.
"Ada 11 pecalang yang kami minta isolasi mandiri, karena mereka sempat kontak dengan keluarga itu. Pecalang kan berjaga terus di depan rumah keluarga tersebut. Nanti 11 pecalang itu juga kami minta di rapid test," jelas Budarsana. (Mit)