Pengakuan Petinju Kelas Berat Tyson Fury Jadi Korban Rasialisme: Saya Seperti Orang Asing

Petinju Tyson Fury mengisahkan pengalaman pahitnya saat menjadi korban rasialisme.

Editor: Ady Sucipto
TWITTER @FRANKWARREN_TV
Petinju kelas berat, Tyson Fury, saat merayakan kemenangannya melawan Deontay Wilder dalam laga ulang di MGM Grand Arena, Las Vegas, Nevada, AS, Minggu (23/2/2020). 

TRIBUN-BALI.COM - Petinju Tyson Fury mengisahkan pengalaman pahitnya saat menjadi korban rasialisme

Petinju kelas berat asal Inggris tersebut mengakui pernah mengalami situasi tidak mengenakkan akibat perlakuan rasis. 

Tyson Fury yang merupakan pendatang dan menetap di Inggris mengungkapkan peristiwa tersebut terjadi belum lama ini. 

"Saya seorang pria kulit putih dan saya mengalami rasialisme pada 2020 karena saya seorang pendatang.

Saya berasal dari latar belakang etnis," kata Tyson Fury seperti dikutip dari Mirror.

"Bahkan hari ini Anda pergi ke pub, bar, restoran, dan mereka bilang 'kami berhak untuk tidak membiarkan pendatang masuk, tidak ada pendatang yang diizinkan. Orang gipsi atau pun pendatang'."

Fury pun menambahkan perlakuan rasialisme sudah sering dialaminya sejak 2016.

Kala itu, dia dan sang istri yang berlatar belakang keluarga asal Irlandia dilarang masuk ke salah satu restoran di Inggris.

Bahkan, tindakan rasialisme itu didapat Tyson Fury ketika dia menjadi juara dunia kelas berat.

Berbicara soal tindakan rasialisme, Tyson Fury juga pernah mengungkapkan hal tersebut berdampak pada kesehatan mentalnya.

Mengutip BBC (November 2019), Tyson Fury mengatakan dia memutuskan menjadi orang yang bertindak seperti penjahat di awal kariernya.

Keputusannya menjadi lebih arogan dilakukannya demi mendapatkan perhatian dan pengakuan.

"Saya mulai memainkan bagian ini, menjadi arogan dan sombong. Saya akhirnya kehilangan diri saya sendiri," kata Tyson Fury.

"Saya menyadari tindakan rasialisme terhadap pendatang. Ini membuat saya menjadi seperti orang asing."

"Karena itu saya merasa bahwa demi mendapatkan pengakuan yang saya butuhkan untuk menjadi daya tarik dalam suatu olahraga, saya harus menjadi orang 'jahat'," imbuhnya lagi.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved