Corona di Bali

Kisah Pemilik Usaha Kopi Hadapi Pandemi Covid-19, Hanya Buka Kedai By Request Hingga Jual Biji Kopi

Bayu Arya Bagaskara mengakui, di tengah pandemi Covid-19 bisnis kopinya berjalan stagnan

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/I Wayan Sui Suadnyana
Pemilik usaha Simalu Kopi, Bayu Arya Bagaskara menjadi salah satu pembicara dalam acara Temu Wirasa #2 via live Instagram bertajuk bertajuk "Meneguk Bisnis Kopi di Kala Pandemi" yang dilaksanakan oleh Ikatan Alumni Universitas Udayana (Ikayana) Jakarta-Jawa Barat-Banten (Jakjaban), Minggu (7/6/2020). 

Bayu mengatakan, saat ini dirinya masih mempertahankan kopi Bali dalam menjalankan usahanya.

Sebagai pelaku usaha kopi yang berada di Pulau Dewata, sampai saat ini kopi Bali masih terbilang gampang untuk dicari.

Selain itu, walaupun ada yang mengatakan bahwa kopi luar Bali lebih enak, seperti Gayo dan Toraja, Bayu percaya bahwa kopi Bali tetap bisa bersaing di pasaran.

Lulus Agroteknologi Fakultas Pertanian Unud tahun 2018 itu menjelaskan, ia menjual biji kopi jenis arabika Kintamani.

Biji kopi yang tersedia di tempatnya yakni yang diolah dengan natural proces dan honey proces.

Pengolahan honey proces sendiri terdapat tiga jenis, yakni green, yellow dan black honey.

Sementara untuk kopi robusta, yang tersedia yakni full wash dan honey proces.

Bayu mengambil kopi robusta tersebut dari petani di Pupuan, Tabanan.

Sementara untuk usaha kopi yang dijual dalam bentuk minuman hampir sama dengan di kedai lainnya, seperti cappucino, latte, kopi kekinian seperti kopi bobba dan sebagainya.

Kopi boba ini biasanya ia buat ketika ada pesanan dari pelanggan.

Ketika mengambil kopi di tingkat petani, Bayu mengaku berusaha menciptakan simbiosis mutualisme atau situasi yang saling menguntungkan.

Jika seandainya membeli kopi yang kurang enak di tingkat petani, Bayu akan memberikan masukan kepada petani.

"Jadi komunikasi saya dengan petani tetap jalan karena saya pasti mencari kopi yang terbaik dari mereka," jelasnya.

Secara kebetulan, Bayu mengambil kopi kepada petani yang usianya relatif masih muda, yakni masih berada di bawah 40 tahun.

Kondisi ini mempermudah komunikasi antara dirinya dengan pihak petani.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved