BKKBN Hitung Potensi Kehamilan pada Masa Pandemi Covid-19 Hingga 500.000 Kasus

kekhawatiran yang akhirnya membuat pasangan mengurungkan diri untuk mendatangi fasilitas kesehatan guna mengikuti program KB

Editor: Wema Satya Dinata
Gambar oleh Pexels dari Pixabay
Foto ilustrasi wanita hamil 

TRIBUN-BALI.COM - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo mengungkapkan ada penurunan kepesertaan program keluarga berencana (KB) aktif pada April 2020.

Setiap bulannya Hasto menyebut ada peningkatan peserta KB aktif.

Namun, lantaran pandemi Covid-19, ada beberapa alasan menurunnya peserta KB.

Pertama, kekhawatiran yang akhirnya membuat pasangan mengurungkan diri untuk mendatangi fasilitas kesehatan guna mengikuti program KB.

Ini Bahaya Begadang bagi Kesehatan, Ikuti Cara Berikut untuk Mengatasinya

Dewan dan Pemprov Bali Bahas Ranperda RPIP, 3 Kawasan Ini akan Dijadikan Zona Pengembangan Industri

China Miliki 2.200 Rudal Berdaya Jelajah Hingga 5.500 Km, Bagaimana Respons AS?

Kemudian adanya pembatasan penerimaan pasien dan jam buka di fasilitas kesehatan, klinik, atau bidan terkait aturan physical distancing selama masa pandemi.

Bulan April terjadi penurunan peserta atau akseptor aktif 10% dibanding bulan sebelumnya.

April tercatat ada sekitar 26 juta peserta KB aktif, dimana bulan Maret 36 juta akseptor.

"KB aktif per bulan 36 juta, April turun banyak. Penurunan antar provinsi rata-rata 10%-15% dari akseptor sebelumnya," jelas Hasto saat webinar ‘Urgensi Pelayanan KB Pada Masa New Normal’ Selasa (9/6/2020).

Dari data tersebut, ia menghitung ada sekitar 10 juta pasangan tak menggunakan alat kontrasepsi pada masa pandemi.

Dari total angka tersebut, sekitar 25% merupakan Pasangan Usia Subur (PUS) yang berusia 20 tahun-35 tahun atau sekitar 2,5 juta PUS.

"Bisa kita lihat kalau sampai putus suntik misal di bulan pertama kemungkinan 10% hamil, IUD putus maka bisa 15%, pil putus sebulan pertama 20% kemungkinan hamil," jelasnya.

Dengan persentase kehamilan PUS diambil paling rendah yaitu 15%-20%, maka Hasto menyebut ada penambahan angka kehamilan sekitar 370.000 sampai 500.000.

Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) BKKBN Dwi Listyawardani menambahkan, pelayanan program KB harus tetap berjalan pada masa pandemi.

Namun ia menekankan tetap pada penerapan protokol pencegahan penyebaran Covid-19.

Arus Lalu Lintas di Jantung Kota Denpasar Masih Normal, Polisi Harap Masyarakat Tetap Berhati-hati

Heboh Dokter Cantik Jadi Jubir Pemerintah untuk Covid-19, Ini Profil dr Reisa Broto Asmoro

Diduga Edarkan 21,32 Gram Sabu dan 330 Pil Ekstasi, Dhenis Terancam 20 Tahun Penjara

"Kita harus tetap melayani meski di masa saat ini. Kalau tidak, terjadilah hal yang dikhawatirkan, kehamilan tidak direncanakan, kelahiran dan lainnya yang di masa sulit ini akan makin sulit, beban sosial, ekonomi dan lainnya," imbuh Dwi.

Halaman
12
Sumber: Kontan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved