20 Ton Beras Petani Lokal Buleleng Dibeli ASN

20 ton beras petani lokal dibeli Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup Pemkab Buleleng, Bali

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/Ratu Ayu Astri Desiani
ASN Pemkab Buleleng saat membeli beras lokal petani Buleleng, lewat PD Swatantra, Rabu (10/6/2020). 

TRIBUN-BALI.COM, BULELENG - 20 ton beras petani lokal dibeli Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup Pemkab Buleleng, Bali.

Hal ini menyusul adanya kebijakan dari Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana mengingat ditengah pandemi Covid-19 ini, banyak petani yang mengeluh kesulitan untuk menjual hasil panennya.

Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Buleleng, Ni Made Rousmini dikonfirmasi, Rabu (10/6/2020), mengatakan gabah milik para petani diserap terlebih dahulu oleh Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) yang ada di Buleleng, untuk diselip menjadi beras, kemudian dibeli oleh PD Swatantra, untuk selanjutnya dijual kepada para ASN, BUMDes, koperasi dan masyarakat umum.

“Saat pandemi Covid-19 ini, petani sedang panen, karena tidak ada pembeli dari luar, makanya bupati mengeluarkan kebijakan agar ASN membeli beras petani lewat PD Swatantra, sehingga petani tidak rugi dan harganya tidak dipermainkan oleh tengkulak,” terang Rousmini.

Dirut PD Swatantra, I Gede Bobi Suryanto mengatakan, dari 20 ton beras yang sudah dibeli dari beberapa LPM yang ada di Buleleng, 10 ton diantaranya sudah disalurkan untuk para ASN di lingkup Setda Buleleng, beberapa kantor camat dan Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Buleleng, mulai Rabu (10/6/2020).

Sementara dilingkup Organisasi Perangkat Daerah (OPD) masih dalam tahap pendataan.

Gabah yang dibeli oleh LPM di petani, sebut Bobi, dibeli dengan harga di atas standar, yakni sekitar Rp 4.500 hingga Rp 5.300 per kilogram.

PD Swatantra membeli beras di LPM, dan mengemasnya, untuk selanjutnya dijual seharga Rp 10.500 per kilogram untuk jenis beras medium, dan Rp 11.000 per kilogram untuk jenis beras premium.

“Jadi petani dan LPM tetap dapat untung. Kami juga dapat profit sedikit yang bisa digunakan untuk kegiatan sosial,” ucapnya.

Bobi menegaskan, program ini akan menjadi program lanjutan dan akan terus dilakukan meski pandemi Covid-19 berakhir.

Selain beras, PD Swatantra juga berencana menyerap hasil panen kopi dan cengkih milik para petani lokal.

“Ini bisnis berkelanjutan dan tidak terputus, sehingga perusahaan ini bisa menstabilkan harga dan mempatenkan produk lokal Buleleng,” tuturnya.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved