9.605 Orang Masuk Bali 2 Hari Terakhir, Ditlantas Polda Sebut Jauh Lebih Sedikit dari Kondisi Normal
Mereka masuk baik melalui kendaraan pribadi, keluarga, jalan kaki , dan orang dalam kendaraan.
Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Berdasarkan pencatatan dari pihak pelabuhan Gilimanuk dan Polda Bali, selama dua hari terakhir, Minggu (14/6/2020) hingga Selasa (16/6/2020) pagi, jumlah orang yang masuk Bali lewat pelabuhan Gilimanuk tercatat sebanyak 9.605 orang.
Mereka masuk baik melalui kendaraan pribadi, keluarga, jalan kaki , dan orang dalam kendaraan.
Kasubdit Keamanan dan Keselamatan Ditlantas Polda Bali, Drs I Nyoman Sukasena menjelaskan, meskipun ada ribuan jumlah arus keluar masuk Bali selama masa pandemi covid 19 ini, namun jumlah tersebut sebetulnya jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan kondisi normal sebelum pandemi.
"Kalau dibandingkan jauh lebih sedikit yang sekarang. Kalau normal bisa belasan ribu hingga puluhan ribu, apalagi saat musim-musim lebaran dan setelah lebaran arus masuk Bali dulu puluhan ribu per hari. Sekarang kan karena dibatasi," kata Sukasena melalui sambungan telepon, Selasa (16/6/2020)
• Kacamata Kuno Berusia Sekitar 300 Tahun Diambil dari Tempat Sampah Laku Terjual Rp 74,5 Juta
• Update Harga HP Xiaomi 16 Juni 2020, Redmi Note 9 Pro Cocok untuk Pecinta Game
• Selesaikan Liga Champions Lebih Cepat, UEFA Berencana Gelar Perempat Final di Portugal
Dia menjelaskan, hingga saat ini petugas masih memperketat akses keluar masuk Bali.
Mereka yang masuk Bali, hingga saat ini masih harus melengkapi sejumlah administrasi, seperti surat jalan, dan surat keterangan sehat hasil rapid test
"Tetap dilaksanakan. Tapi kan selektif prioritas itu," kata Sukasena
Selain masih banyaknya orang yang masuk Bali, sebetulnya arus keluar Bali juga masih banyak.
Dari catatan Polda Bali, jumlah orang yang keluar Bali selama dua hari terakhir sebanyak 7.422 orang.
"Itu normal artinya. Jadi hanya orang-orang yang jualan ke Bali, sehari di Bali, besoknya mereka balik, dan juga kendaraan-kendaraan logistik," kata Sukasena. (*)