Awet dan Tidak Cepat Rusak, Layangan Celepuk Masih Tinggi Peminat di Denpasar

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Sejumlah warga menaikkan layang-layang Celepuk di Kawasan Banjar Abian Nangka Kelod, Kesiman Petilan, Denpasar, Senin (15/6/2020).

Hampir seluruh warga baik individu maupun kelompok memiliki layang-layang.

Nyoman Merta, salah satu warga yang tergabung dalam Komunitas Gasal Balu Team, salah satu komunitas layang-layang di Denpasar mengatakan membuat layang-layang celepuk membutuhkan waktu hanya 1 hari namun untuk mengecat layangan membutuhkan waktu kurang lebih 3 hari.

"Kalau layangan celepuk ini gak sampai 1 hari selesai untuk merakit, yang lama ngecat atau airbrush-nya hampir 3 hari". Ungkapnya.

Dia menceritakan untuk membuat layangan ini harus rela merogoh kocek hingga 300 ribu rupiah.

• Update Harga HP Xiaomi 16 Juni 2020, Redmi Note 9 Pro Cocok untuk Pecinta Game

• 40 Kasus Baru Virus Corona di China, Diyakini Berasal dari Pasar Bahan Makanan Lokal

• Dinas Pariwisata Bali Cek Kesiapan Hotel dan Destinasi dalam Penerapan Protokol Kesehatan  

"Kalo layangan ini habis tiga ratusan, nanti kita juga akan bikin yang lebih besar lagi" Imbuhnya.

Dia dan komunitasnya saat ini membuat layangan besar berukuran 7 meter dan akan diterbangkan pada hari minggu.

"Ini sekarang masih proses pembuatan, nanti kira-kira hari Minggu sudah siap terbang", jelasnya.

Saat ini komunitas Gasal Balu Team memiliki kurang lebih 20 layang-layang.

"Kita ada 20-an layangan, itu dari tahun lalu juga masih ada. Soalnya layangan ini awet dan tidak gampang rusak, jadinya bisa disimpan," imbuhnya. (*)