Corona di Bali
Selama Pandemi Covid 19, P2TP2A Tangani 14 Kasus KDRT di Denpasar
Selama masa pandemi Covid-19, kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) ternyata masih marak terjadi di Denpasar
Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Selama masa pandemi Covid-19, kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) ternyata masih marak terjadi di Denpasar, Bali.
Hingga bulan Juni 2020, Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2TP2A) Kota Denpasar telah menangani 14 kasus KDRT.
"Selama pandemi ini kami ada menangani kasus KDRT, kekerasan seksual, dan juga kasus-kasus perebutan anak," kata Pendamping Hukum P2TP2A Kota Denpasar, Gusti Ayu Agung Yuli Marhaeningsih saat ditemui di kantornya, Jumat (19/6/2020) pagi.
Agung Marhaeni menjelaskan, sebetulnya kasus-kasus KDRT yang dilaporkan selama pandemi ini adalah kasus sudah lama yang kemudian makin memuncak di masa pandemi Covid-19.
• Arti Mimpi Tentang Sapu, Mendapatkan Kenaikan Jabatan hingga Seseorang Berusaha Membuatmu Menderita
• 4 Zodiak yang Suka Menyendiri, Scorpio Selalu Butuh Me Time, Sagitarius Sulit Berkompromi
• 5 Arti Mimpi Melihat Jam, Mendapatkan Rezeki Nomplok hingga Dihadapkan dengan Pilihan Sulit
"Jadi sebelumnya mereka sebetulnya sudah sering cek cok dalam rumah tangga. Dulu sebelum ada pandemi ini mungkin mereka bisa keluar bebas untuk mencari hiburan dan lain-lain, nah sekarang kan dirumah aja, sehingga lebih sering cek coknya," kata Marhaeni
Untuk perempuan yang menjadi korban KDRT, pihak P2TP2A Denpasar hanya sebatas memediasi dan memberikan pedampingan dan edukasi.
Jika memang akan melanjutkan kasus mereka ke ranah hukum, P2TP2A akan mendampingi.
Untuk diketahui, kasus KDRT di Denpasar memang tergolong cukup tinggi.
Dari catatan P2TP2A, kasus KDRT masih mendominasi daripada kasus kekerasan seksual, kasus penelantaran anak, dan kasus anak berhadapan dengan hukum.
Dalam lima tahun terakhir, kasus KDRT di Denpasar tercatat sebanyak 174 kasus.
Tahun 2016 sebanyak 28 kasus, 2017 sebanyak 24 kasus, 2018 sebanyak 47 kasus, 2019 sebanyak 61 dan 2020 sampai Juni sebanyak 14 kasus.(*).