Lumba-lumba Terlihat di Pantai Semawang Denpasar, Ahli Ekosistem Laut Unud : Tanda Ekologi Membaik

Mamalia laut Lumba-lumba terlihat di perairan dangkal Pantai Semawang, Sanur, Denpasar, Bali

Istimewa
Foto : Tangkapan layar mamalia laut Lumba-lumba yang belum diketahui jenisnya terlihat di perairan dangkal Pantai Semawang, Sanur Denpasar, Bali, Kamis (18/6/2020) kemarin. 

"Gangguan sonar terjadi apabila Lumba-lumba merasa ada noise atau memancarkan gelombang kebisingan yang mengganggu membuatnya tidak nyaman, nah ini kan aktivitas di laut juga sedang sepi jadi minim faktor sonar, kemudian salah kemudi, kalau salah kemudi terdampar, kalau tidak trerdampar nyaman-nyaman saja berkeliling bukan karena sonar. Jadi sunyi yang tidak biasa ini kemudian menjadi daya tarik Lumba-lumba ke pantai," jabarnya.

Lanjutnya, fenomena ini menarik untuk ditelisik lebih dalam apakah kedatangan lumba-lumba insidentil atau akan menjadi ritme/pola.

Dan peristiwa ini berimplikasi menjadi hal unik dan ramai di media sosial.

"Menarik untuk dilihat, datangnya apakah reguler atau ritme setiap bulan/tahun baru bisa diprediksi lebih detail, kalau ini kan kasusnya masih insidentil. Seperti burung di Eropa, mereka punya pola di laut tengah lalu ke arah utara tergantung musim, ada pola yang rutin," paparnya.

Sebelumnya diberitakan, Warga pesisir Pantai Semawang, Sanur dikejutkan dengan kemunculan dua ekor ikan diduga satwa berjenis lumba-lumba yang tengah bertarung, pada Kamis (18/6/2020) kemarin.

Salah seorang warga setempat, Kadek Suprapta Meranggi, menuturkan dua ekor ikan tersebut muncul usai adanya sembahyang.

"Kemarin habis upacara menanam petunjuk untuk kapal, lalu datanglah dua ekor ikan itu sekitar jam 8, seperti sedang bertarung dan mengeluarkan cairan seperti darah, tidak lama kemudian pergi ke arah utara," kata Kadek kepada Tribun Bali.

Setelah mengupload video yang dia rekam, seorang rekan Ahli Biota Laut memberikan balasan lewat Direct Message bahwa ia berpendapat ikan tersebut merupakan salah satu jenis paus bukan lumba-lumba dan cairan yang keluar bukan darah melainkan tinta.

"Saya di DM teman saya Ahli Biota, menyebutkan kalau itu ikan paus bukan lumba-lumba dan mengeluarkan tinta hitam karena kondisi yang tidak mengenakkan," tutur dia.

Jika benar itu adalah salah satu keluarga Ikan paus, Kadek justru menilai ini bukan fenomena biasa, karena sejak kecil tinggal di wilayah pesisir pantai tidak pernah ada ikan berjenis paus yang ke perairan dangkal.

"Saya hidup di pinggir pantai sejak kecil, saya lahir tahun 1976 sampai sekarang baru kali ini melihatnya, ini fenomena yang tidak biasa. Jika memang itu Paus berarti kejadian pertama kali kedatangan paus, saya dari kecil hidup di pantai belum pernah ada. Tapi kalau lumba-Lumba pernah ada seekor dua ekor kita bantu lepaskan ke tengah," bebernya.

"Mungkin sonarnya tidak beres seharusnya tidak ke pantai perairan dangkal, pasti ada something wrong, bukan suatu faktor kesengajaan," imbuh dia

Tidak lama setelah itu, Kadek kemudian mendapatkan informasi dari seorang kawan bahwa ada Ikan Paus dalam kondisi mati terdampar di Pantai Lembeng, Ketewel, Gianyar yang diduga ikan yang muncul dari Pantai Semawang.

Namun belum dapat dipastikan secara detail apakah hewan yang terlihat di Pantai Semawang adalah Ikan Paus yang terdampar di Pantai Lembeng.

"Saya juga mendapat informasi dari teman, ada ikan Paus terdampar di Lembeng, mati dan akhirnya disembelih dan dikonsumsi warga," katanya 

Sumber: Tribun Bali
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved