Serma Rama Wahyudi Pasukan Perdamaian Indonesia Gugur di Kongo, Menlu: DK PBB Kutuk Keras

Kabar duka datang dari kontingen pasukan perdamaian Indonesia, Serma Rama Wahyudi gugur dalam tugas di Republik Kongo, Afrika

Editor: Ady Sucipto
TRIBUNNEWS.COM/Kapten Chb Gideon Ashdod
(Ilustrasi) Prajurit TNI yang tergabung dalam Pasukan Garuda Satuan Tugas Tentara Nasional Indonesia (Satgas TNI) Kontingen Garuda (Konga) United Nations Interim Force In Lebanon (Unifil) Lebanon TA 2018 Misi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Lebanon, menggelar kesiapan personel dan perlengkapan. Gelar kesiapan personel dan perlengkapan Satgas TNI Kongo Unifil Lebanon ditinjau langsung oleh Paban I Renops Sops TNI, Kolonel Pnb Danet Hendriyanto, S.Sos mewakili Asops Panglima TNI, bertempat di lapangan apel Canti Dharma Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Selasa (27/11/2018). PBB di Lebanon Gelar Kesiapan Perlengkapan 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Kabar duka datang dari kontingen pasukan perdamaian Indonesia, Serma Rama Wahyudi gugur dalam tugas di Republik Kongo, Afrika pada Selasa (23/6/2020) kemarin.

Gugurnya Serma Rama Wahyudi disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi melalui laman twitternya.

Retno Marsudi menyampaikan duka mendalam atas gugurnya anggota pasukan perdamaian Indonesia yang tergabung dalam misi Persatuan Bangsa- Bangsa (PBB) di Kongo.

“Duka cita yang mendalam atas berpulangnya Serma Rama Wahyudi, salah satu anggota pasukan perdamaian Indonesia yang bertugas di Misi MONUSCO, Kongo (23/06),” tulis Retno Marsudi dalam laman Twitternya yang dikutip Tribun Bali, Rabu (24/6/2020).

Selain berduka, Retno Marsudi juga memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada almarhum Serma Rama Wahyudi dan keluarga atas pengabdiannya yang berperan menjaga perdamaian dunia.

Komandan Seskoad Akan Jabat Pangdam IX/Udayana, Pesan Perpisahan Mayjen TNI Benny Susianto, S.I.P

Video Pasukan Perdamaian Garuda Redam Konflik Israel-Lebanon, Meski di Bawah Moncong Tank Merkava

Akuisisi 2 Fregat Iver Huidfeldt, Pakar Pertahanan: Indonesia Tak Cukup Kuat Imbangi China di Natuna

DK PBB Investigasi Gugurnya Serma Rama Wahyudi

Terkait insiden gugurnya anggota pasukan perdamaian Indonesia, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan jika Dewan Keamanan (DK) PBB telah bereaksi dan mengutuk keras peristiwa tersebut.

DK PBB telah meminta otoritas Kongo untuk melakukan investigasi dan membawa pelakunya ke pengadilan.

Almarhum Serma Rama Wahyudi adalah kontingen pasukan Garuda atau pasukan penjaga perdamaian Indonesia yang tergabung dalam Misi Stabilisasi Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Republik Demokratik Kongo (United Nations Organization Stabilization Mission in the Democratic Republic of the Congo) atau MONUSCO. 

Pasukan perdamaian Kontingen Garuda melerai pasukan Lebanon dan Israel yang nyaris bentrok di perbatasan kedua negara (Blue Lines) belum lama ini.
Pasukan perdamaian Kontingen Garuda melerai pasukan Lebanon dan Israel yang nyaris bentrok di perbatasan kedua negara (Blue Lines) belum lama ini. (instagram@lebanense.army_)

Aksi Pasukan Perdamaian Indonesia di Lebanon

Beredar viral di media sosial aksi pasukan perdamaian Kontingen Garuda melerai tentara Lebanon dan Israel yang saling berhadapan dan nyaris bentrok di wilayah perbatasan kedua negara (Blue Line). 

Dalam situasi genting tersebut, pasukan perdamaian Kontingen Garuda kemudian meredam kedua belah pihak yang nyaris pecah insiden tembak menembak. 

Dari rekaman video yang beredar, pasukan perdamaian Kontingen Garuda terlihat mengadang sebuah tank Merkava milik Israel dan menghalangi pasukan angkatan darat Lebanon yang tengah memanggul rocket propelled grenade (RPG).

Sementara itu dilansir via Tribunnews, Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI Mayjen TNI Victor Simatupang menegaskan aksi pasukan perdamaian Kontingen Garuda melerai tentara Lebanon dan Israel di wilayah perbatasan kedua negara (Blue Line) sesuai prosedur yang ditetapkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Victor menjelaskan aksi yang dilakukan oleh Pasukan Garuda saat itu juga merupakan bagian dari materi yang dilatihkan di PMPP TNI.

Menurutnya seluruh Pasukan Garuda yang ditugaskan dalam misi perdamaian selalu mendapatkan pelatihan untuk menangani situasi ketegangan semacam itu.

"Itu semuanya prosedurnya sesuai dengan SOP yang dikeluarkan oleh PBB. Itu yang kita latihkan di PMPP TNI.

Jadi selama lebih kurang 30 hari sebelum mereka berangkat misi, kita latihkan bagaimana bertindak di Blue Line, bagaimana bertindak di homebase, semua kita latihkan kepada mereka sesuai dengan SOP yang dikeluarkan PBB," kata Victor ketika dihubungi pada Jumat (19/6/2020).

Victor menjelaskan ketegangan antara tentara Lebanok dan Israel kerap terjadi di Blue Line.

Menurutnya biasanya ketegangan terjadi disebabkam adanya upaya yang diduga infiltrasi dari tentada Israel untuk masuk ke wilayah Lebanon.

"Di wilayah ini sering terjadi. Di Blue Line sering terjadi.

Biasanya inflitrasinya dari Israel mencoba-coba untuk mau menerobos Blue Line, perbatasan antara Israel dan Lebanon," kata Victor.

Victor menjelaskan hingga saat ini total ada satu kompi Pasukan Garuda yang ditugaskan patroli setiap hari di Blue Line.

Satu kompi Pasukan Garuda tersebut merupakan bagian dari pasukan perdamaian PBB dari sejumlah negara yang ditugaskan mengamankan Blue Line sepanjang sekira 400 Km.

Victor mengatakan masyarakat setempat menyambut positif kehadiran Pasukan Garuda yang ditugaskan di Blue Line.

"Sambutan mereka dengan keberadaan TNI itu sangat positif.

Saya juga sempat bertemu dengan walikota Marjayoun di sana, mereka menyambut saya dengan sangat positif, keberadaan TNI sangat positif di sana.

Kita sangat dirasakan membantu mereka, keamanan mereka di wilayah Marjayoun, di mana titik pertikaian antara Israel dan Lebanon," kata Victor.

Sebelumnya sempat viral video aksi personel Pasukan Garuda melerai tentara Israel yang sudah menerjunkan tank tempur Merkava dengan sejumlah personel tentara Lebanon di perbatasan kedua negara tersebut atau Blue Line.

Aksi mengibarkan bendera PBB di tengah kedua angkatan bersenjata yang sudah saling berhadapan tersebut berakhir tanpa ada letusan tembakan.

Victor mengatakan kejadian tersebut terjadi pada 2 Juni 2020 lalu.

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved