'Gorilla Dust Cloud' Atau Fenomena Awan Debu Raksasa dari Gurun Sahara Terjang Amerika Serikat

Fenomena cuaca itu bisa melemahkan sistem pernapasan manusia di tengah perlawanan terhadap Covid-19.

Editor: Eviera Paramita Sandi
Shutterstock
Suhu Panas di Gurun Sahara 

TRIBUN-BALI.COM - Fenomena alam awan debu raksasa dari Gurun Sahara hampiri Amerika Serikat.

Awan debu raksasa yang menyebabkan masalah kualitas udara di Karibia ini terjadi untuk pertama kalinya, pada Kamis (25/6/2020).

Menurut WJTV yang berbasis di Jackson, badai awan debu tebal yang sangat besar dan difoto melalui satelit itu, melanda pantai teluk Mississippi setelah menempuh ribuan mil dari gurun Afrika.

Badai awan raksasa itu juga mulai bergerak melalui Florida menurut Fox 35 Orlando, AS.

Seorang ahli kesehatan lingkungan di University of Puerto Rico, Pablo Méndez Lázaro mengatakan momen tersebut merupakan momen terpenting dalam 50 tahun terakhir.

Awan debu raksasa itu dijuluki ' Gorilla Dust Cloud' karena ukurannya yang menakjubkan sampai-sampai satelit mampu menunjukkan gambar badai itu yang telah menggelapkan langit dan bergulir di bagian barat laut pada Kamis pagi.

Gorilla Dust Cloud tampaknya juga mengarah ke Louisiana dan sebagian wilayah Texas.

Ada pun sebelumnya di Karibia pada Rabu (24/6/2020), awan debu yang sangat terkonsentrasi itu menyebabkan kualitas udara di sana mencapai tingkat 'berbahaya'.

Awan debu yang sangat tebal itu bahkan sampai membuat langit biru Karibia menjadi keabuan.

Pejabat kesehatan memperingatkan bahwa fenomena cuaca itu bisa melemahkan sistem pernapasan manusia di tengah perlawanan terhadap Covid-19.

Pihak berwenang meminta kepada warga di area terdampak untuk tetap berada di rumah.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul " Awan Debu Raksasa 'Gorilla Dust Cloud' dari Gurun Sahara Terjang AS"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved