Ini Kandungan Berbahaya yang Terdapat di Jamur Enoki yang Berdampak Fatal Bagi Ibu Hamil
Langkah pemerintah melakukan pemusnahan setelah di dalam Jamur Enoki ditemukan kandungan berbahaya dalam jamur tersebut.
TRIBUN-BALI.COM - Beberapa hari terakhir nama Jamur enoki menjadi sorotan tajam publik setelah pemerintah melalui Kementerian Pertanian menarik dari pasar kemudian memusnahkannya.
Jamur enoki diketahui sebagai salah satu bahan makanan yang identik dalam masakan khas Asia, seperti suki.
Langkah pemerintah melakukan pemusnahan setelah di dalam Jamur enoki ditemukan kandungan berbahaya dalam jamur tersebut.
Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Kementerian Pertanian mengungkapkan jamur enoki terbukti mengandung Listeria.
"Dua hari yang lalu kita telah memusnahkan jamur enoki, karena beberapa negara di Australia, Amerika dan beberapa negara lain, telah menginfokan bahwa jamur enoki mengandung Listeria," jelas Kepala Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, Yasid Taufik dalam seminar Webinar Keamanan Pangan di Era New Normal, Rabu (24/6/2020).
Yasid mengungkapkan, pihaknya telah mengawasi dan pengujian yang hasilnya menyatakan jamur enoki benar mengandung Listeria.
Apa Itu Listeria?

Dilansir Medical News Today, Listeria adalah bakteri yang menyebabkan infeksi yang dosebut Listeriosis.
Ada 10 spesies Listeria yang berbeda, varian yang paling umum berdampak pada manusia adalah Listeria monocytogenes.
Listeria bertanggung jawab atas sekitar 1.600 penyakit dan 260 kematian di Amerika Serikat setiap tahun, melebihi tingkat kematian Salmonella dan Clostridium botulinum.
Tingkat infeksi ini tetap relatif stabil selama beberapa tahun terakhir.
Biasanya disebabkan oleh makan makanan yang terkontaminasi, sekitar 20-30 persen kasus Listeriosis berakibat fatal.
Dikutip dari cdc.gov, bukti epidemiologis, traceback, dan laboratorium menunjukkan jamur enoki yang dipasok oleh Green Co. LTD, perusahaan asal Republik Korea, kemungkinan merupakan sumber wabah infeksi Listeria.
Meski demikian, wabah ini tampaknya telah berakhir pada 9 Juni 2020.
Sebanyak 36 orang dari 17 negara dilaporkan terinfeksi Listeria.