Proyeksi Suram Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Versi Lembaga Dunia IMF, OECD Dan Bank Dunia

Pemerintah sendiri memprediksi kinerja perekonomian hingga akhir tahun diproyeksi akan tumbuh di kisaran minus 0,4 persen hingga 1 persen.

Editor: Eviera Paramita Sandi
NET
Ilustrasi uang 

Artinya, terjadi penurunan 0,8 poin persentase dengan jeda hanya dua bulan.

Namun demikian, tahun depan kondisi perekonomian RI diproyeksi akan membaik dan tumbuh 6,1 persen.

Meski, angka tersebut lebih rendah 2,1 poin persentase jika dibandingkan dengan proyeksi IMF April lalu.

Adapun secara keseluruhan, untuk negara berkembang IMF memprediksi pertumbuhan PDB diproyeksi akan mengalami kontraksi 3 persen tahun ini.

Lebih rendah 2 poin persentase jika dibandingkan dengan proyeksi April 2020.

2. OECD

Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) memroyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi atau minus 2,8 persen hingga 3,9 persen.

Angka tersebut jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan skenario pemerintah yang memerkirakan pertumbuhan ekonomi tumbuh negatif 0,4 persen hingga 1 persen.

Kepala Ekonom OECD Laurence Boone memaparkan, pada outlook kali ini OECD menggunakan dua skenario, tergantung pada penanganan pandemi Covid-19 oleh pemerintah Indonesia.

Untuk skenario pertama, Indonesia hanya mengalami pukulan Covid-19 sebanyak satu kali dan bisa menghindari gelombang kedua penularan virus corona.

Pertumbuhan ekonomi untuk skenario pertama diperkirakan sebesar -2,8 persen dengan konsumsi rumah tangga atau swasta mengalami kontraksi sebesar 3,1 persen.

"PDB tumbuh melambat pada kuartal pertama tahun 2020, terbebani oleh konsumsi rumah tangga dan investasi yang lemah," jelas Boone dalam laporan OECD yang diterima Kompas.com, Kamis (11/6/2020).

Adapun untuk skenario kedua, jika gelombang kedua terjadi di Indonesia maka perekonomian akan mengalami kontraksi hingga 3,9 persen.

Dengan demikian, kinerja ekspor dan impor pun mengalami tekanan yang lebih besar.

Laju ekspor diperkirakan bakal mengalami kontraksi sebesar 7,4 persen dan laju impor tertekan hingga 9,1 persen.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved