Eks Koordinator Logistik PAM Swakarsa 1998 Sebut Kivlan Zein Utang Rp 8 Miliar Buat Beli Nasi Padang
Mayor Jenderal (Purn) Kivlan Zen ternyata masih punya utang sekitar Rp 8 miliar untuk membeli nasi padang ketika operasi PAM Swakarsa 1998
TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Nama PAM Swakarsa (Pasukan Pengamanan Masyarakat Swakarsa) 1998 kembali mencuat dalam sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (30/6/2020).
Dalam sidang gugatan Kivlan Zen terhadap Menkopolhukam Wiranto dan Jaksa Agung terkait pembentukan PAM Swakarsa pada 1998 terungkap fakta menarik dalam sidang.
Bahwa mantan Kepala Staf Komando Strategis Angkatan Darat (AD), Mayor Jenderal (Purn) Kivlan Zen ternyata masih punya utang sekitar Rp 8 miliar untuk membeli nasi padang ketika operasi PAM Swakarsa 1998 lalu.
Hal itu dibeberkan oleh mantan koordinator logistik PAM Swakarsa 1998, Yusyafri Safei saat bersaksi dalam sidang gugatan Kivlan Zen terhadap mantan Menkopolhukam Wiranto dan Jaksa Agung.
Dalam kesaksiannya, Yusyafri menyebut bahwa nasi padang itu untuk makan anggota PAM Swakarsa selama beberapa hari sejak 7 sampai 13 November 1998.
Selain itu, uang tersebut juga untuk membeli handy talkie serta menyewa mobil selama operasi PAM Swakarsa.
"Karena itu terdiri dari 50 ribu bungkus kali hari sampai tanggal 13 (November). Plus beli HT (handy talkie), sewa mobil, kurang lebih Rp 8 sekian miliar," kata saksi Yusyafri Syafei menjawab pertanyaan kuasa hukum Kivlan di persidangan.
Yusyafri menjelaskan selama bertugas dirinya diminta untuk menyiapkan nasi padang sebanyak 50 ribu bungkus yang diberikan sebanyak tiga kali dalam sehari saat operasi PAM Swakarsa yang berlangsung sejak 7 sampai 13 November 1998.
Namun, ia mengklaim pelunasan pembayaran biaya logistik itu hingga saat ini masih mandek.
Menurut Yusyafri, Kivlan Zein saat itu baru membayar secara tunai sekitar Rp 500 juta.
"Karena Pak Kivlan hanya dua kali memberikan uang ke saya sebanyak 250 dan Rp 250 juta, hanya Rp 500 juta," kata dia.
Lebih lanjut, Yusyafri mengaku mendapat tugas dari Kivlan karena sudah kenal secara pribadi.
Selain itu, ia mengatakan sebagai pengusaha dirinya banyak kenal dengan pengusaha rumah makan Padang.
"Hubungan kedekatan emosional tadi, kedua saya dulu pengusaha dan saya kenal banyak rumah makan Padang. Itu dasar beliau menunjuk saya," ujarnya.
Sementara itu saksi lainnya, Joko Baskoro, yang merupakan mantan staf ahli Wakil Ketua Dewan Perimbangan Agung, Cholil Badawi, memberikan keterangan tentang pembentukan Pam Swakarsa yang berawal dari perintah Presiden BJ Habibie kala itu ke Wiranto yang menjabat sebagai Menhankam/Pangab.