Wapres Maruf Amin di Tengah Pandemi Covid-19: Presiden Tegur Menteri Namun Belum Ada Reshuffle

Sebelum masa pandemi Covid-19, KH Ma’ruf selalu mendampingi secara fisik Presiden Joko Widodo menggelar rapat kabinet di Istana Bogor atau Kompleks

Editor: Ady Sucipto
ANTARA FOTO/AKBAR NUGROHO GUMAY
Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Wakil Presiden Maruf Amin, sebelum pelantikan wakil menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (25/10/2019). 

Hari Rabu (8/7), sudah melakukan kunjungan fisik ke Sukabumi?

Itu untuk pertama kali, karena katanya Sukabumi sudah kawasan hijau, maka lihat pembukaan sekolahnya seperti apa, kemudian persiapannya seperti apa, dan inovasi-inovasinya seperti apa.

Selain memakai masker, face shield, juga ada kotak plastik di setiap meja siswa itu.

Selain itu siswanya dibagi menjadi tiga shift.

Pembagian tiga shift itu untuk menjaga jarak fisik. Inovasinya bagus. Jadi ada dalam kotak plastik tiga lapis.

Saya juga berdiskusi dengan pemerintahan daerah setempat bagaimana bisa membuat daerah itu hijau, ternyata mereka basis penanganannya itu di tingkat kelurahan. Kemudian saya ke pesantren, bagaimana pesantren bersiap untuk menerima santrinya.

Ada program membantu mereka, berupa dana Rp 2,6 triliun untuk membantu pesantren.

Di samping itu juga ada bantuan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk membantu tempat wudhu, cuci tangan, dan MCK (mandi, cuci, kakus).

Dalam rapat kabinet di Istana Jakarta pada 18 Juni 2020 lalu Presiden Joko Widodo memberi teguran kepada para menteri sehingga memicu spekulasi ada reshuffle kabinet. Bagaimana yang Anda ketahui?

Saya melihatnya, itu adalah teguran kepada para menteri. Saya belum melihat adanya rencana reshuffle, belum muncul rencana itu. Sekali lagi itu teguran kepada menteri yang lambat.

Presiden minta kementerian yang anggarannya besar untuk segera membelanjakan anggarannya sehingga ekonomi bisa berputar.

Untuk menyerap anggaran itu harus ada kreativitas. Harus ada keberanian, harus ada inovasi.

Meski anggaran harus cepat terserap, tetap harus akuntabel. Supaya jangan jadi masalah di kemudian hari.

Selama empat bulan tidak beraktivitas ke luar untuk menjaga kebugaran tubuh apa yang dilakukan?

Berolahraga sesuai yang bisa dilakukan dalam situasi ini. Ya kalau biasa jalan ke mana-mana, ke Ancol, ke GBK (Gelora Bung Karno) dalam situasi pandemi pagi-pagi itu saya sepeda statis setengah jam.

Selain itu jalan kaki di sekitar komplek ini (rumah dinas di kawasan Menteng, Jakarta). Kalau tidak jalan, saya melakukan olahraga air di kolam renang.

Pengetesan Covid-19 dilakukan secara berkala?

Kadang seminggu sekali, sebulan sekali. Pada awak pandemi saya menjalani tes swab, namun belakangan rapid test. (dennis)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved