Virus Corona
WHO Benarkan Virus Corona Dapat Menyebar Lewat Udara, Sampaikan Hasil Penelitian Ahli
Ringkasan tersebut merangkum berbagai cara penularan virus corona jenis SARS-CoV-2 penyebab Covid-19, termasuk penularan airborne.
Penelitian
WHO memaparkan, satu studi eksperimental yang mengukur jumlah tetesan (droplet) dalam berbagai ukuran ternyata tetap melayang di udara.
Penulis penelitian tersebut mengakui, hipotesis ini belum divalidasi antara manusia dan SARS-CoV-2.
Model eksperimental tersebut menemukan bahwa individu yang sehat dapat menghasilkan aerosol melalui batuk dan berbicara.
Sementara model lain menyarankan variabilitas yang tinggi antara individu dalam hal tingkat emisi partikel selama berbicara dengan peningkatan tingkat amplitudo vokalisasi.
Ahli menyebut, perlu lebih banyak penelitian terkait implikasi rute penularan airborne.
Studi eksperimental menghasilkan aerosol terinfeksi menggunakan nebulator jet bertenaga tinggi dalam kondisi laboratorium yang terkontrol.
Studi ini menemukan RNA virus SARS-CoV-2 dalam aerosol pada sampel udara bertahan hingga 3 jam.
Sementara studi lain menunjukkan selama 16 jam, virus tersebut mampu bereplikasi (proses penggandaan DNA).
Temuan ini berasal dari eksperimen yang diinduksi, yakni aerosol yang tidak berasal dari percikan batuk seseorang.
Beberapa studi sebelumnya melibatkan pasien Covid-19 di rumah sakit.
Pasien Covid-19 itu memiliki gejala tapi tidak memerlukan prosedur yang bisa menghasilkan aerosol seperti pemasangan oksigen.
Studi ini melaporkan adanya RNA SARS-CoV-2 di sampel udara.
Penyelidikan serupa dilakukan di perawatan medis dan perawatan non-medis.
Mereka tidak menemukan adanya RNA SARS-CoV-2.