Ini Tipe-tipe Investor Saham, Pengikut hingga Pasif, Anda Termasuk yang Mana ?
Saat Anda memulai berinvestasi saham, mungkin Anda akan bertemu dengan investor yang memiliki gaya investasi yang unik.
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Setiap orang memiliki tujuan yang berbeda-beda saat memulai berinvestasi.
Seperti berharap mendapatkan hasil yang banyak.
Saat Anda memulai berinvestasi saham, mungkin Anda akan bertemu dengan investor yang memiliki gaya investasi yang unik.
Jenis investor dapat direklasifikasi berdasarkan waktu masuk dan keluar, frekuensi perdagangan atau transaksi hingga pemilihan aset.
• Ini 5 Perbedaan Investasi Saham dan Reksadana, Apa Anda Sudah Mengetahuinya ?
• 5 Hotel di Indonesia Masuk 100 Hotel Terbaik Dunia, 4 di Antaranya Ada di Bali
• Dit Polairud Polda Bali Amankan 36 Ekor Penyu Hijau Hasil Penyeludupan
Berikut 3 tiga tipe investor saham seperti dikutip dari Etnownews.com, Rabu (15/5/2019):
1. Pengikut
Sejumlah orang yang berinvestasi di pasar saham mengambil keputusan masing-masing berdasarkan tren pasar, rekomendasi yang diteruskan, kiat-kiat pasar saham yang tidak diminta dan kadang-kadang bahkan berdasarkan apa yang dibeli atau dijual orang lain.
Investor jenis ini sering memasuki pasar pada saat bullish (harga sedang naik).
Setelah kurangnya penelitian yang memadai, tipe investor ini mungkin berakhir dengan kehilangan uang karena mereka tetap tidak mengerti sehubungan dengan faktor-faktor yang memukul saham proporsional.
Umumnya, para investor ini mencoba untuk bekerja pada prinsip pembelian dengan harga rendah dan menjual dengan harga tinggi, tetapi triknya berubah negatif bagi mereka karena praktik investasi yang tidak efisien.
2. Pasif
Investor pasif adalah mereka yang perlahan dan mantap mengembangkan diri dari tahap pemula.
Investor pasif mulai memasukkan taktik penelitian yang lebih baik dan pengetahuan tentang aset di mana mereka berinvestasi.
Orang dengan cakrawala investasi jangka panjang sering mempraktikkan investasi pasif karena membantu meminimalkan biaya transaksional dan meningkatkan capital gain dalam jangka panjang.
Investor ritel dan orang-orang dengan ukuran dana kecil menjadi investor pasif, namun investor institusional lainnya juga menjaga beberapa investasi agar tidak tersentuh untuk periode yang lebih lama agar mendapatkan uang dari pengembalian yabg maksimum.