Pasien Akan Langsung Tes Swab, Rencana Perubahan SOP Penanganan Covid- 19 di Bangli
Tes swab lebih efektif untuk memastikan masyarakat yang terpapar Covid- 19 dalam kegiatan tracing kontak erat.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Bambang Wiyono
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Tracing kontak erat sebagai tindak lanjut atas temuan 32 pedagang Pasar Kidul Bangli yang positif Covid- 19, terpaksa ditunda.
Pasalnya, gugus tugas merancang perubahan SOP penanganan Covid- 19, khususnya pada metode serta alat yang digunakan.
Humas Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid- 19 Bangli, I Wayan Dirgayusa menjelaskan, perubahan SOP ini merupakan inisiatif dari pihaknya di Gugus Tugas Covid-19 Bangli.
Dimana sebelumnya tindaklanjut penanganan kasus Covid menggunakan alat rapid test, rencananya berubah dengan langsung tes swab.
Menurut Dirgayusa, upaya tersebut lebih efektif untuk memastikan masyarakat yang terpapar Covid- 19 dalam kegiatan tracing kontak erat.
Terlebih hanya butuh waktu dua hari untuk mengetahui hasil swab.
“Saat ini perubahan SOP sedang dalam pembahasan. Karenanya kegiatan tracing kontak erat terhadap 32 pedagang asal Bangli yang terkonfirmasi positif Covid- 19 ditunda sementara hingga ada kepastian. Termasuk dengan 11 warga lokal lainnya yang juga diketahui terpapar Covid- 19,” ujarnya, Selasa (14/7/2020).
Jika nanti alat rapid test masih digunakan, Dirgayusa mengatakan, warga yang diketahui non-reaktif tidak akan dikarantina mandiri.
Sebaliknya, bagi warga yang dinyatakan reaktif, wajib melaksanakan karantina mandiri hingga 10 hari ke depan.
“Kenapa 10 hari ke depan, karena pada hari ke-10 dilaksanakan rapid test kedua. Sedangkan jika dengan swab, apabila pada swab pertama dan kedua dinyatakan negatif, maka warga bersangkutan boleh kembali melakukan aktifitasnya,” kata Dirgayusa.
Kendati belum tracing kontak erat, Dirgayusa memastikan, karantina bagi keluarga kontak erat tetap berjalan sesuai SOP.
Terkait karantina mandiri, pihaknya mengatakan bahwa tim kesehatan telah berkoordinasi dengan gugus tugas di masing-masing desa.
SOP pembagian sembako pun tetap berjalan.
Namun demikian, pihaknya belum mendapatkan informasi lebih lanjut apakah kegiatan pembagian sembako telah dilakukan atau belum.
Mengenai 225 pedagang Pasar Kidul yang belum melaksanakan rapid test, Dirgayusa mengatakan, tahap kedua akan dilaksanakan setelah tracing kontak erat dilakukan.
Tahap kedua pun menyesuaikan dengan metode dan alat dari SOP terbaru, apakah tetap dengan rapid test atau langsung menggunakan swab.
“Sesuai dengan kesepakatan awal, apabila ada pedagang yang tidak memiliki surat keterangan bebas Covid, maka yang bersangkutan tidak diperbolehkan berjualan di Bangli,” tegasnya.
Mulai Semprot Disinfektan
Pada hari pertama ditutup, pihak Disperindag Bangli langsung melakukan penyemprotan disinfektan di areal Pasar Kidul.
Proses penyemprotan melibatkan petugas BPBD Bangli dan PMI Bangli.
Kepala Disperindag Bangli, I Wayan Gunawan mengatakan, penyemprotan dilakukan selama tiga hari berturut-turut selama ditutupnya Pasar Kidul.
“Dalam sehari hanya satu kali penyemprotan, namun dengan skala besar. Karena ini merupakan kasus apalagi disertai dengan penutupan pasar, maka kami membutuhkan alat penyemprotan yang lebih maksimal,” ujarnya.
Gunawan mengatakan, bupati Bangli telah memerintahkan dirinya untuk mengatur jumlah pedagang yang berjualan.
Gunawan mengaku masih melakukan pembahasan bersama pengelola pasar.
“Besok akan dirapatkan,” ucapnya.
Pihaknya juga akan membahas lebih lanjut mengenai 225 pedagang yang belum ikut rapid test pada Kamis (9/7) lalu.
Sebab sesuai perintah bupati, bagi pedagang yang belum rapid tets, tidak bolehberjualan.
“Itu sudah perintah Pak Bupati, saya kan harus melaksanakan. Ini merupakan konsekuensi karena kami sudah sosialisasi agar pedagang membawa KTP, namun mereka tidak membawa. Kalau seperti ini pasar ditutup tiga hari kan yang rugi masyarakat secara umum,” ujarnya.
Gunawan menambahkan, pada hari pertama ditutup, pihaknya juga mendapati sejumlah pedagang yang masih membuka dagangannya.
Namun diakui, para pedagang tersebut mau menutup dagangan dan kembali pulang setelah diimbau oleh petugas pasar dan dinas.
“Hanya beberapa pedagang saja yang buka, dan mereka juga bukan dari Bangli. Mungkin pada saat sosialisasi penutupan pasar, yang bersangkutan tidak mengetahui karena sudah lebih dulu pulang. Pada hari ini kami juga telah memasang spanduk informasi bahwa pasar ditutup selama tiga hari,” tandasnya. (*)