Tantang China, Inggris Kirimkan Kapal Induk HMS Queen Elizabeth ke LCS, Ini Misi Khususnya
Belum reda China dibuat was-was dengan keberadaan armada AL Amerika Serikat di perairan Laut China Selatan, kini Inggris pun memutuskan hal sama
Dia mengatakan, bersama dengan mitra barat, maka kolega timur jauh melalui perjanjian pertahanan lima kekuatan dan dengan Jepang, bersama sejumlah negara lainnya benar-benar bersemangat memperkuat latihan udara dan maritim.
Inggris bergabung dengan aliansi lima kekuatan dengan Australia, Selandia Baru, Singapura, dan Malaysia pada tahun 1971.
Wakil Laksamana Jeremy Blackham, mantan wakil komandan armada, memperingatkan: "Jika Anda meninggalkan kapal jauh dari rumah dengan dukungan militer dan logistik yang terbatas, Anda perlu tahu apa reaksi Anda jika seseorang memanggil Anda menggertak."
Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan mengatakan: "HMS Queen Elizabeth dan para pengawalnya akan menawarkan kepada Inggris kemampuan serangan kapal induk kelas dunia. Tidak ada keputusan yang dibuat tentang penyebaran HMS Queen Elizabeth. "
Amerika Kirimkan Kapal Induk di Laut China Selatan

AL AS mempersiapkan tiga kapal induknya dengan status siaga tempur untuk melakukan serangan ekspansif dalam sebuah simulasi latihan yang menghubungkan Kapal Induk USS Theodore Roosevelt dan USS Nimitz Carrier Strike Groups.
Lokasi latihan dalam operasi gabungan tersebut pun cukup strategis yakni di dekat Selat Taiwan dan Laut China Selatan.
Dilansir Tribun Bali via Kontan, latihan gabungan ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa proyeksi daya kapal perang AS dalam kondisi siap, mampu dan sangat fungsional jika diperlukan untuk meluncurkan operasi tempur terkoordinasi di daerah tersebut.
Melansir The National Interest, Komandan Angkatan Laut merujuk latihan ini sebagai upaya khusus untuk mempertahankan "kesiapan" di wilayah yang sangat rentan dan bertekanan tinggi.
Dia juga mengakui ketegangan yang terjadi antara AS-China saat ini.
"Ini adalah kesempatan besar bagi kita untuk berlatih bersama dalam skenario yang kompleks," jelas Laksamana Muda Doug Verissimo, komandan Carrier Strike Group (CSG) 9, mengatakan dalam laporan Angkatan Laut seperti yang dikutip dari The National Interest.
Dia menambahkan, "Dengan bekerja bersama dalam lingkungan ini, kami meningkatkan keterampilan taktis dan kesiapan kami dalam menghadapi wilayah yang semakin tertekan dan Covid-19."
Menurut pernyataan resmi Angkatan Laut AS, kelompok serangan AS tersebut akan mendukung latihan pertahanan udara, pengawasan laut, pengisian kembali di laut, pelatihan tempur udara defensif, serangan jarak jauh, manuver terkoordinasi dan latihan lainnya.
Meskipun bukan pertama kalinya Angkatan Laut melakukan operasi dual-strike group di Pasifik, manuver ini bukan tanpa tantangan teknis dan strategis.
Namun, serangan multi-carrier berhasil berkat jaringan yang rumit, komando terkontrol dan upaya konflik udara.