Kabar Duka Sapardi Djoko Damono Meninggal, Ini Riwayat & Karya Besar Sastra Sang Maestro

Jagat dunia sastra di Tanah Air kembali berduka, sosok satrawan terkemuka Indonesia Sapardi Djoko Damono meninggal dunia.

Editor: Ady Sucipto
Gramedia via Kompas.com
Kabar duka, sang maestro sastra Sapardi Djoko Damono meninggal dunia. 

Pada 1980, Sapardi Djoko Damono memperoleh gelar doktor dalam ilmu sastra dengan disertasi berjudul Novel Jawa Tahun 1950-an: Telaah Fungsi, Isi, dan Struktur.

Pada 1995, ia dikukuhkan sebagai guru besar di Fakultas Sastra, Universitas Indonesia.

Selain mengajar sebagai dosen di beberapa kampus di Indonesia, Sapardi Djoko Damono aktif dalam berbagai lembaga seni dan sastra pada 1970-1980an.

Antara lain sebagai Direktur Pelaksana Yayasan Indonesia Jakarta (1973-1980), redaksi majalah sastra Horison (1973), Sekretaris Yayasan Dokumentasi Sastra HB Jassin (sejak 1975), anggota Dewan Kesenian, anggota Badan Pertimbangan Perbukuan Balai Pustaka Jakarta (sejak 1987) dan lain-lain.

Pada 1986, Sapardi mengemukakan perlunya mendirikan organisasi profesi kesastraan di Indonesia.

Ia mendirikan organisasi bernama Himpunan Sarjana-Kesusasteraan Indonesia (Hiski) pada 1988. Ia terpilih sebagai Ketua Umum Hiski Pusat selama tiga periode.

Selain aktif di dunia sastra dalam negeri, Sapardi Djoko Damono juga sering menghadiri berbagai pertemuan internasional.

Seperti Translation Workshop dan Poetry International di Rotterdam, Belanda (1971), Seminar on Literature and Social Exchange in Asia di Australia National University Canberra, dan lainnya.

Penghargaan yang diterima Sapardi telah menerima berbagai penghargaan dan hadiah sastra dari dalam dan luar negeri.

Pada 1963 Sapardi mendapat Hadiah Majalah Basis atas puisi Ballada Matinya Seorang Pemberontak.

Pada 1978 ia menerima Cultural Award dari pemerintah Australia.

Pada 1983, ia memperoleh hadiah Anugerah Puisi-Puisi Putera II atas bukunya Sihir Hujan dari Malaysia.

Pada 1984 Dewan Kesenian Jakarta memberi penghargaan atas buku Perahu Kertas. Mataram Award diterima Sapardi pada 1985.

Hadiah SEA Write Award (Hadiah Sastra Asean) dari Thailand diterima pada 1986.

Sapardi meraih Anugerah Seni dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada 1990. Kalyana Kretya dari Menristek RI diraih pada 1996.

Pada 2003, ia mendapat penghargaan Achmad Bakrie Award for Literature. Disusul Khatulistiwa Award pada 2004.

Penghargaan dari Akademi Jakarta diraih pada 2012. Berikut salah satu puisi Sapardi yang terkenal:

Aku Ingin Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api

yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan

yang menjadikannya tiada

1989

Selamat Jalan Pak Sapardi...

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sapardi Djoko Damono Meninggal, Alami Penurunan Fungsi Organ", dan Karya dan Perjalanan Sastra Sapardi Djoko Damono ", 

( Singgih Wiryono/Jawahir Gustav Rizal)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved