Virus Corona
Begini Pandangan Sosiolog Unud Terkait Wacana Covid-19 Sebagai Konspirasi Elite Global
Selama masa pandemi masyarakat disuguhkan dengan narasi covid-19 sebagai konspirasi elite global, hal inilah yang memunculkan pro dan kontra
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Wema Satya Dinata
Lantas bagaimana jika nyatanya virus ini ada, dan ketidakpercayaan seseorang terhadap virus ini bisa membahayakan dan merugikan pihak lain, bahkan dirinya sendiri ?
• Ditangkap Usai Mengkonsumsi Sabu, Dikenakan Dakwaan Alternatif, Steven dan Oda Keberatan
• Tim SAR Tutup Operasi Pencarian Terhadap WNA Tergulung Ombak di Canggu, Korban Selamat
• Akademisi Undip Rancang Alat Sterilisasi Udara yang Dapat Membunuh Virus Corona
"Selama seluruh informasi yang utuh, valid, atau final mengenai Covid-19 belum diperoleh, kiranya menjadi lebih bijaksana bagi publik untuk lebih memilih bersikap hati-hati dan menaati protokol yang dianjurkan," terangnya.
Lalu, apa yang bisa dilakukan pemerintah untuk menangkal informasi-informasi semacam ini ?
Menurutnya, mau tidak mau, pemerintah harus ikut dalam “perang wacana” ini, karena pemerintah tidak lagi bisa membatasi arus informasi di era internet.
Wahyu berpendapat era internet adalah era perang antarwacana di mana wacana yang paling dominan akan keluar sebagai pemenangnya.
Namun, kemenangan wacana dominan ini tidak lantas membuat wacana lawan menjadi musnah atau hilang.
"Narasi itu akan tetap ada, hanya saja semakin dipercaya atau diikuti sedikit orang," ujarnya.
Guna mengkonstruksi wacana dominan, pemerintah sarat mendayagunakan segenap sumberdaya-nya untuk terus memroduksi informasi dengan bukti dan argumen yang sangat kuat.
"Sebagai misal, pemerintah bisa mengambil contoh para warga di Amerika Serikat yang awalnya tak memercayai Covid-19 namun pada akhirnya jatuh sakit dikarenakan virus tersebut, atau mengambil misal warga negara kita sendiri," pungkas dia. (*)