Corona di Indonesia
Legislator PKS Minta Pemerintah Hati-hati Uji Klinis Vaksin dari China, Ini Alasannya
Anggota Komisi VII DPR RI dari fraksi PKS, Mulyanto, minta pemerintah berhati-hati melakukan berbagai tahapan uji klinis ini.
TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Pemerintah akan mendatangkan vaksin anti-corona atau Covid-19 dari China.
Hal ini mendapat tanggapan luas dari masyarakat.
Di media sosial banyak suara kekhawatiran atas keamanan vaksin yang akan diuji klinis awal Agustus ini.
Anggota Komisi VII DPR RI dari fraksi PKS, Mulyanto, minta pemerintah berhati-hati melakukan berbagai tahapan uji klinis ini.
Selain itu pemerintah harus dapat meyakinkan masyarakat bahwa uji klinis vaksin ini aman.
"Pemerintah harus mengawasi dengan serius uji klinis vaksin Covid-19 yang dikembangkan perusahaan Sinovac Biotech asal China, yang bekerja sama dengan BUMN Bio Farma. Harus dipelototi betul proses uji klinis vaksin ini," kata Mulyanto kepada wartawan, Jumat (24/7/2020).
Wakil Ketua Fraksi PKS Bidang Industri dan Pembangunan ini menganggap wajar jika masyarakat khawatir atas keamanan vaksin Covid-19 ini.
Kekhawatiran tersebut, kata Mulyanto, bisa jadi muncul karena pemerintah kurang memberikan informasi yang tepat seputar vaksin yang akan diproduksi massal itu.
Pada saat yang sama beredar berita kurang baik mengenai vaksin "made in China" tersebut.
Tak heran jika kemudian masyarakat khawatir bahkan takut untuk terlibat dalam proses uji klinis tersebut.
"Meskipun kita sangat membutuhkan vaksin Corona tersebut, tetap saja kita perlu menerapkan azas kehati-hatian. Tetap harus proporsional, profesional dan rasional-obyektif," ucap mantan Sekretaris Kementerian Riset dan Teknologi era Presiden SBY ini.
Mulyanto menambahkan, pemerintah wajib mengawasi secara ketat proses uji klinis ini secara objektif.
Pemerintah harus menjamin bahwa uji klinis ini dilaksanakan oleh ahli yang berkompeten dan memiliki reputasi baik,berjalan secara transparan, akuntabel, sesuai dengan kaidah scientific dan efektif.
"Jangan ada tipu-tipu ilmiah. Jangan sampai karena tekanan bisnis, objektifitas riset dimanipulasi," ujarnya.
"Jangan sampai relawan yang menjadi obyek uji klinis ini sekedar menjadi kelinci percobaan bisnis vaksin yang tidak jelas perlindungannya," imbuhnya.