Orangtua Sering Marah pada Anak, Apa Dampaknya?
Dr Lim Boon Leng, mengatakan, ketika keluarga terjebak di rumah selama pandemi Covid-19, dia telah mendengar laporan banyak sekali orangtua yang menja
"Yang benar adalah, itu bukan kesalahan anak. Mereka hanyalah anak kecil. Kita semua tahu ini. Namun kita secara tidak sadar mengharapkan mereka memiliki kapasitas intelektual dan perilaku orang dewasa," katanya.
Masalahnya lanjut Wong, orangtua dapat menimbulkan trauma emosional yang tidak disadari ketika mereka menyebut nama anak-anak, kemudian menyebut mereka nakal atau bodoh, atau membuat mereka merasa bersalah.
“Seiring waktu, trauma tersebut terus tertanam dalam sistem kepercayaan diri anak. Ketika mereka menjadi ibu atau ayah kelak, mereka akan mengulangi pola perilaku negatif orangtua mereka, dan itu menjadi lingkaran setan,” jelas Wong.
Bagaimana stress orangtua berpengaruh pada anak Lim menjelaskan bahwa dalam jangka pendek, anak-anak yang mengalami kekerasan emosional dapat semakin melekat pada orangtua mereka, takut bahwa mereka akan ditinggalkan.
Mereka juga dapat bertindak lebih.
• Nila Moeloek: Wabah Virus Corona Harusnya Sudah Diwaspadai pada Waktu Permulaan di Wuhan
• Tidak Bergejala, Delapan Pasien Covid-19 di Buleleng Dipulangkan
"Dalam jangka panjang, jika kekerasan emosional terus berlanjut, anak kemungkinan tumbuh dengan harga diri yang rendah, kecemasan, depresi, dan gangguan kepribadian," katanya.
Pong menambahkan, bahwa meskipun banyak anak yang tangguh dan dapat mengatasi kesulitan, ini seharusnya tidak menjadi alasan bagi orangtua untuk menormalkan apa yang berpotensi menjadi kekerasan emosional.
“Sebagai gantinya, kita dapat mengubah 'momen pengasuhan yang gagal' menjadi momen yang dapat dipelajari untuk anak-anak kita dan diri kita sendiri,” dia menjelaskan.
“Itu dimulai dengan orang dewasa yang mengakui bagaimana mereka lepas control atau bereaksi berlebihan, meminta maaf kepada anak mereka atas reaksi/perilaku yang tidak seharusnya, dan bersama anak menentukan cara yang lebih baik untuk mengatasi stres, ketegangan, atau perilaku buruk bersama ketika itu terjadi kemudian," pungkas Pong. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Orangtua Harus Tahu, Ini Efeknya Jika Terlalu Sering Marah pada Anak"