FBI Tangkap 4 Ilmuwan China Setelah Terungkap Masa Lalunya dengan Militer, Ini Balasan Beijing
Terkini, Federal Bureau of Investigation (FBI) menangkap seorang ilmuwan China yang diduga kuat berafiliasi dengan militer China.
TRIBUN-BALI.COM, SAN FRANCISCO - Pemerintahan Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan Donald Trump terus menggiatkan operasi intelijennya untuk membersihkan orang-orang yang diduga mata-mata atau spionase China.
Terkini, Federal Bureau of Investigation (FBI) menangkap seorang ilmuwan China yang diduga kuat berafiliasi dengan militer China.
Perempuan yang mulanya masuk ke AS dengan izin sebagai ilmuwan China dituding menyembunyikan fakta jika ia memiliki hubungan dengan militer China dan memalsukan aplikasi visa yang dia ajukan agar bisa bekerja di AS.
• Detik-detik Video Kepanikan Penumpang Pesawat Sipil Iran Ketika Nyaris Ditabrak Jet Tempur F-15 AS
• Australia Keluarkan Deklarasi Resmi Tolak Klaim Beijing atas Laut China Selatan
• Termasuk WTA Finals di Shenzhen, Seluruh Gelaran Turnamen Tenis Kelas Dunia di China Dibatalkan
Perempuan tersebut akhirnya ditahan oleh otoritas AS pada Jumat (24/7/2020) di penjara California Utara.
Menurut The Associated Press, peneliti itu, Juan Tang (37) ditahan atas nama Otoritas Federal setelah sebelumnya ditangkap oleh Layanan Marshal AS dan diperkirakan akan menghadiri persidangan federal pada Senin mendatang.
Departemen Kehakiman AS pada Kamis (23/7/2020) mengumumkan dakwaan terhadap Tang dan 3 ilmuwan lainnya yang tinggal di AS.
Departemen itu mengatakan 4 ilmuwan itu telah berbohong tentang status mereka yang sebenarnya merupakan bagian dari tentara Pembebasan Rakyat China (PLA).
Semua ilmuwan itu dituduh dengan dakwaan pemalsuan visa.
Tang sendiri adalah ilmuwan terakhir yang ditahan setelah Departemen Kehakiman menuduh Konsulat China di San Francisco tengah menyembunyikan buronan yang selama ini diincar AS.
Pihak departemen mengatakan Tang berbohong tentang ikatan militernya dalam pengajuan visa Oktober lalu ketika dia membuat rencana untuk bekerja di University of California.
Para agen FBI kemudian menemukan foto-foto Tang memakai seragam militer dan mengulas artikel-artikel di China yang menunjukkan afiliasi militernya.
FBI mengatakan bahwa Tang meninggalkan pekerjaannya sebagai peneliti tamu di Departemen Onkologi Radiasi pada Juni lalu.
Karyanya didanai oleh program pertukaran berbasis studi yang berafiliasi dengan Kementerian Pendidikan China, ungkap universitas itu dalam sebuah pernyataan.
Agen FBI mengatakan mereka yakin Tang mencari perlindungan di Konsulat setelah mereka menginterogasinya di rumahnya di Davis pada 20 Juni lalu.
FBI telah menginterogasi pemegang visa sebanyak lebih dari 25 kota di AS yang diduga memiliki ikatan dengan militer China.
Tuduhan datang setelah hubungan AS-China kian meningkat, khususnya setelah AS menuduh China mencuri kekayaan intelektual AS.
Konsulat China di Houston, Texas sudah ditutup pada Jumat kemarin (24/7/2020) di bawah perintah otoritas AS setelah Washington menuduh agen Beijing mencoba mencuri obat dan penelitian medis lainnya di Texas.
Sebagai balasan, China pada Jumat juga memerintahkan agar AS menutup konsulatnya di Chengdu.
Balasan China
Para staf konsulat Amerika Serikat ( AS) di Chengdu, China, mulai sibuk mengemas barang-barang mereka usai adanya perintah ditutupnya kantor tersebut.
Beijing memerintahkan penutupan konsulat AS di Chengdu pada Jumat (24/7/2020), sehari setelah Washington menutup konsulat China di Houston.
Penutupan konsulat AS di Chengdu adalah aksi balasan dari China, yang kian memanaskan hubungan tak akur kedua negara poros perekonomian dunia tersebut.
Alasan kedua pihak dalam penutupan konsulat itu sama, mereka saling menuduh pihak lain telah membahayakan keamanan nasional.
Batas waktu bagi pegawai Amerika keluar dari konsulat Chengdu masih belum jelas, tetapi wartawan AFP di lokasi melihat petugas kebersihan sudah membawa kantong plastik hitam besar pada Sabtu (25/7/2020).
Di salah satu kantong itu tampaknya berisi kertas-kertas yang sudah dirobek.
Setidaknya 10 kantong plastik hitam dikeluarkan dari gedung pada dini hari ini.
Kemudian seorang pekerja terlihat melepas lambang AS yang melingkar di depan konsulat, dan hanya menyisakan bendera Amerika di sana.
Staf lain terlihat mendorong troli di dalam gedung, satu orang membawa tong besar yang kosong, sedangkan beberapa orang membawa koper.
Beijing mengatakan, penutupan konsulat di Chengdu adalah "tanggapan yang sah dan perlu terhadap tindakan tak masuk akal Amerika Serikat".
Mereka juga menuding pegawai di sana membahayakan keamanan dan kepentingan China.
Sementara itu para pejabat di Washington menyebut, ada konsulat China di Houston berupaya mencuri data rahasia perusahaan AS dan penelitian medis serta ilmiah.
Diplomat terakhir China meninggalkan konsulat Houston pada Jumat, karena batas waktu 72 jam dalam penutupan itu telah berlalu.
Petugas di sana terlihat memuat karung-karung besar berisi dokumen dan barang-barang lainnya ke truk, kemudian beberapa orang membuangnya ke tong sampah.
Hubungan AS-China memanas belakangan ini dalam berbagai bidang, termasuk perdagangan, penanganan Covid-19, UU Keamanan Nasional Hong Kong, lalu AS pekan ini memperingatkan ada "tirani baru" di China.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ilmuwan China yang Diduga Terafiliasi Militer Ditahan AS",
(Miranti Kencana Wirawan)