Batas Waktu yang Diberikan China Berakhir, Staf Konsulat AS di Chengdu Bersiap Kosongkan Gedung
hari ini merupakan batas waktu penutupan konsulat AS di Chengdu seiring memburuknya hubungan diplomatik kedua negara.
TRIBUN-BALI.COM - Staf konsulat Amerika Serikat (AS) di Chengdu, China melakukan upaya terakhir untuk membersihkan perkantoran itu pada hari Minggu menjelang penutupan Senin (27/7/2020).
Seperti yang diketahui, hari ini merupakan batas waktu penutupan konsulat AS di Chengdu seiring memburuknya hubungan diplomatik kedua negara.
Penutupan konsulat di Houston dan Chengdu telah meningkatkan kemunduran tajam dalam hubungan antara dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia.
Hubungan AS-China sebelumnya sudah memburuk di tengah perselisihan tentang perdagangan dan teknologi, pandemi Covid-19, klaim teritorial Tiongkok di Laut China Selatan dan tindakan keras terhadap Hong Kong.
• Resmi Hadir di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasi Kamera Mirrorless Canon EOS R5 dan R6
• Promo Internet Murah Telkomsel: Dengan Rp 25.000 Dapat Kuota 6GB, Ada Giveaway Berhadiah Rp 500 Ribu
• Cegah Penyebaran Covid-19 di Pasar, Satgas Desa Pemecutan Kelod Awasi Aktivitas Pasar Abiantimbul
Melansir Reuters, suasana tampak ramai di luar fasilitas konsulat AS di Chengdu pada hari Minggu.
Banyak warga yang berkumpul di luar gedung, bercampur bersama dengan puluhan polisi berseragam dan berpakaian preman.
Polisi meminta warga untuk membubarkan diri di luar konsulat, ketika banyak dari mereka yang mengambil foto dan merekam video atas pengosongan gedung.
Jalanan ditutup untuk lalu lintas, kecuali untuk kendaraan konsuler atau polisi yang diizinkan masuk oleh polisi.
Reuters memberitakan sebelumnya, China pada hari Jumat memerintahkan penutupan konsulat Chengdu di wilayah barat daya Sichuan.
Menurut editor tabloid yang dikelola pemerintah China, tenggat waktu evakuasi pukul 10 pagi pada hari Senin.
Sementara, di Houston pada hari Jumat, sekelompok pria didampingi oleh seorang Pejabat Departemen Luar Negeri AS terlihat memaksa untuk membuka pintu konsulat China, tak lama setelah perintah penutupan konsulat dikeluarkan oleh AS.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyebut lokasi itu sebagai pusat mata-mata dan pencurian kekayaan intelektual.
"Tanggapan China adalah timbal balik," kata seorang warga China berusia 63 tahun yang hanya memberikan nama keluarganya, Yang.
Dia sangat menyesalkan situasi ini.
• Kim Jong Un Siapkan Hukum Kepada Rakyatnya yang Suka Menonton Drama Korea Selatan
• Merasa Gatal di Area Miss V ?, Mungkin Hal Ini Penyebabnya
• Tangis Indra Priawan Saat Lamar Nikita Willy: Semoga Kamu Bisa Mencintai Ibuku Seperti Ibumu Sendiri
Di akun resmi polisi Chengdu di Weibo, media sosial China yang mirip dengan Twitter, beberapa netizen meminta pihak berwenang bersikap lunak terhadap seorang pria yang menyalakan kembang api di luar konsulat, Jumat.
"Saya percaya negara kami sangat kuat, sehingga memiliki kemampuan untuk menanganinya dengan benar, dan memberi saya keamanan yang cukup," kata seorang pekerja keuangan berusia 25 tahun yang bermarga Zhao ketika ia melewati konsulat seperti yang dilansir Reuters.(*)