Peristiwa Kudatuli 27 Juli 1996, Perlawanan Megawati, Mimbar Bebas, Tuduhan Makar hingga Bentrok
Kalau saya mau membuat makar tentu sudah saya lakukan. Kami hanya ingin menjaga harga diri warga yang porak-poranda dengan adanya Kongres Medan
Megawati menjadi anggota DPR dan karier politiknya di PDI melejit.
Melambungnya suara PDI pada pemilu 1987 dan 1992 mengkhawatirkan penguasa Orde Baru.
Begitu pula Soerjadi yang ketokohannya tersaingi Megawati waktu itu.
Meski dijegal, Megawati akhirnya berhasil menjabat Ketua Umum PDI berdasarkan hasil Kongres PDI di Surabaya pada 1993.
Dengan dukungan mayoritas kader PDI, ia merebut pucuk kepemimpinan dari Soerjadi.
Pascaterpilih sebagai ketua umum, Megawati berkeliling Indonesia untuk konsolidasi dan menemui rakyat.
Ketidaksukaan pemerintah Orde Baru akan popularitasnya justru membuat putri dari Fatmawati ini semakin dicintai.
Ia adalah simbol perlawanan terhadap tekanan Orde Baru.
Namanya bahkan sempat diusulkan sebagai calon presiden.
Pemerintah Orde Baru yang mengendus ancaman ini segera merancang skenario untuk menggembosi kekuatan Megawati.
• Soal Molornya Rekomendasi Enam Pilkada 2020 di Bali, Urip: Bali Perlu Strategi Khusus dari Megawati
Pada 1996, Kongres PDI digelar di Medan.
Soerjadi digunakan pemerintah untuk mendongkel Megawati.
Soerjadi mengklaim kemenangan.
Menteri Dalam Negeri saat itu, Yogie S Memed, dan Panglima ABRI Jenderal Feisal Tanjung hadir memberi restu.
Megawati sendiri dan pendukungnya tak hadir dalam kongres.