Kisah Putu Puspawati Mendidik Anak Autis, Berubah Sedikit Saja Senangnya Luar Biasa

Mendidik anak autis yang berkebutuhan khusus membutuhkan kesabaran dan ketelatenan. Anak autis harus dibimbing dan dibina sedemikian rupa agar bisa

Penulis: Putu Supartika | Editor: Ady Sucipto
Tribun Bali/Rizal Fanany
MEMBIMBING - Relawan mendampingi dan membimbing anak autis di Yayasan Sehati Bali, Jalan Ken Arok, Denpasar, Senin (27/7/2020). Yayasan ini telah mendidik 30 anak autis. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR -- Mendidik anak autis yang berkebutuhan khusus membutuhkan kesabaran dan ketelatenan.

Anak autis harus dibimbing dan dibina sedemikian rupa agar bisa mandiri.

Hal itulah yang dilakukan Putu Puspawati (43), sosok dibalik berdirinya Yayasan Sehati Bali di Jalan Ken Arok Nomor 2, Denpasar, Bali. Yayasan ini bergerak dalam bidang pendidikan anak autis.

Yayasan tersebut dikelola secara pribadi mengandalkan dana dari para donatur dan sumbangan sukarela orangtua anak autis.

Puspawati mulai melayani pendidikan anak autis tahun 2015. Saat itu dia memutuskan mundur dari pekerjaan sebagai guru umum yakni mengajar kewirausahaan dan PKN.

Berbekal pengetahuan dan keterampilan mendidik anak autis yang dia dapat saat menjadi relawan komunitas peduli autis, Puspawati pun mulai menekuki medan pengabdian yang baru itu.

Awalnya Puspawati mendapat informasi dari relawan bahwa ada anak autis dari orangtua kurang mampu yang tak mendapat pendidikan.

"Saya telusuri ternyata benar, lalu saya ajak mereka ke sini untuk ikut terapi secara individu. Saya ajak ke sini dan saya antar jemput," kata Puspawati yang ditemui, Senin (27/7) siang.

Terapi awal dia berikan secara gratis. Saban hari mereka belajar selama dua jam.

Berkat dukungan sang suami yang bekerja di luar negeri serta bantuan dari donatur, terbentuklah yayasan tersebut.

"Ya walaupun ilmu tentang autis saya punya sedikit namun saya ingin berbagi dan tahun 2018 barulah membuat yayasan. Akhirnya mencari guru untuk bisa membantu saya. Hingga kini kami punya lima orang guru," katanya.

Sampai saat ini yayasan tersebut sudah mendidik anak autis sebanyak 30 orang.

Bangunan tempat mendidik anak autis merupakan rumah milik ibunya yang sebelumnya jadi kos-kosan.

Puspawati mengaku ibunya sempat kurang setuju dengan langkahnya mengajar anak autis tanpa dibayar.

Akan tetapi seiring berjalannya waktu, ibunya pun merestui dan mengizinkan rumahnya dijadikan tempat mendidik anak-anak autis.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved