Corona di Indonesia

Pembukaan Pariwisata Melewati Kajian yang Matang, Luhut: Kita Buka Bali Bukan Asal Dibuka

"Sekarang kita melihat bahwa sudah waktunya ekonomi ini mulai dipulihkan. Hari ini adalah yang menurut saya merupakan hari yang bersejarah

Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan Deklarasi Program Kepariwisataan dalam Tatanan Kehidupan Bali Era Baru dan Digitalisasi Berbasis QRIS Serta Launching Aplikasi Love Bali di Peninsula Island, Nusa Dua, Badung Bali 

TRIBUN-BALI.COM - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan pemerintah mempercepat pemulihan ekonomi dengan mulai membuka sejumlah  destinasi wisata, salah satunya adalah Bali.

Baru-baru ini, pemerintah mengenalkan Program Kepariwisataan dalam Tatanan Kehidupan Bali Era Baru dan Digitalisasi Pariwisata Berbasis Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).

Dilansir dari Antara, Sabtu (1/8/2020), Luhut mengatakan, Bali dan pariwisata adalah dua entitas yang saling melekat dan tak terpisahkan.

"Sekarang kita melihat bahwa sudah waktunya ekonomi ini mulai dipulihkan. Hari ini adalah yang menurut saya merupakan hari yang bersejarah.

Gubernur Kepri Positif Covid-19 Usai Dilantik Presiden Jokowi,Dugaan Sementara Tertular Staf Pribadi

Benarkah Kolesterol Tinggi Bisa Sebabkan Kematian Mendadak? ini Penjelasannya

Khasiat Buah mengkudu, Obat Herbal yang Ampuh Turunkan Tekanan Darah Tinggi

Kita membuka Bali ini bukan asal dibuka," tegas Luhut dalam keterangannya.

Menurut dia, pembukaan Bali sebagai destinasi utama di Indonesia sudah lewat kajian matang.

Dalam hal ini didasarkan pada angka penularan, kesembuhan, dan kemarin yang relatif masih terkendali di Bali.

"Semua itu berangkat daripada berapa jumlah yang infeksi, berapa jumlah yang sembuh berapa tadi mortality rate-nya.

Nah itu menjadi acuan, apakah dia masuk zona merah, apa kuning atau hijau.

Bali ini menurut saya beberapa daerah sudah banyak yang hijau, ada masih yang kuning tapi tidak ada yang merah," kata dia.

Namun, Luhut juga menyebutkan bahwa kemungkinan Provinsi Bali akan ditutup jika terdapat lokasi yang menjadi zona merah.

“Jadi kerja sama kita itu penting. Jadi tidak boleh satupun merasa diri paling penting dalam masalah ini.

Kita harus team work menyelesaikan ini. Masalah kesehatan ini penting, oleh karena itu protokol kesehatan jangan sampai ditawar-tawar," ungkap Luhut.

"Kita semua harus bahu-membahu untuk menegakkan disiplin ini. Tanpa disiplin ini tadi, Covid-19 tidak akan terkendali dan akan berdampak bagi ekonomi," kata dia lagi.

Dimulai Hari Ini, Perhatikan Cara Daftar Ulang Peserta untuk Bisa Mengikuti SKB CPNS

Ingin Travelling di Era New Normal? Simak Tipsnya

Ingin Membentuk Otot tapi Belum Bisa ke Gym? Simak Tips Berikut

Luhut menyampaikan pariwisata merupakan salah satu bidang yang sangat diperhatikan oleh pemerintah.

Hal itu dikarenakan penerimaan negara melalui pariwisata sangat tinggi, selain juga dapat menciptakan lapangan kerja.

Dalam catatan Badan Pusat Statistik (BPS), 60% wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia berwisata ke Bali.

Pariwisata Bali juga menyumbang 28,9% devisa pariwisata nasional, yakni sebesar Rp 75 triliun.

"Presiden berkali-kali mengingatkan kami para pembantunya, bahwa kami harus tangani pariwisata ini dengan benar. Nah untuk itu ada dua kunci yang menurut saya harus kita perhatikan, yaitu penanganan Covid-19 dan penanganan ekonomi," tambah Luhut.

Menurut Luhut, penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi harus berjalan beriringan karena penanganan Covid-19 yang benar tentu akan memberikan stimulus yang baik pula bagi perkembangan ekonomi Indonesia.

Mantan Menko Polhukam itu menuturkan pemerintah telah mengambil langkah-langkah yang sangat komprehensif dalam penanganan Covid-19 ini.

"Jadi saya ingin menginformasikan sekarang hampir semua sektor itu tertangani dengan baik, program-program bantuan, program-program stimulus itu dilakukan dengan baik," ujar dia.

Luhut mengatakan pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini memang menjadi tantangan besar bagi sektor pariwisata, tak terkecuali Bali.

BPS menyebutkan bahwa kunjungan wisatawan mancanegara pada Mei 2020 turun hingga 86,9% dibanding tahun sebelumnya.

Bank Indonesia juga mencatat bahwa realisasi devisa pariwisata pada Mei 2020 mengalami kontraksi hingga -97,3% (year on year).(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Luhut: Kita Membuka Bali Bukan Asal Buka!".

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved