Libatkan Konsumen, Tips agar Bisnis Tetap Tumbuh di Tengah Pandemi
Di tengah mewabahnya pandemi Covid-19 banyak yang menganggap bahwa pelanggan atau konsumen tidak perlu dilibatkan untuk mengembangkan suatu bisnis
TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Di tengah mewabahnya pandemi Covid-19 banyak yang menganggap bahwa pelanggan atau konsumen tidak perlu dilibatkan untuk mengembangkan suatu bisnis perusahaan.
Padahal, menurut Brand Consultant & Ethnographer dari Etnomark Consulting Amalia E. Maulana mengatakan, konsumen bisa memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan bisnis.
"Kadang kala perusahaan berpikir konsumen itu lebih gaptek dari perusahaannya, padahal dari segi mindset, mereka (konsumen) itu memiliki mindset yang bisa membantu growth-nya perusahaan," ujarnya dalam diskusi virtual yang diselenggarakan oleh Innovesia, Sabtu (1/8/2020).
Amalia menyebutkan, pendekatan secara etnografi bisa membantu pertumbuhan perusahaan.
Menurut dia, etnografi bukan hanya sekadar riset.
• Sinopsis The Umbrella Academy Season Kedua, Keluarga Hargreeves Tetap Menyelamatkan Dunia
• Ratusan Warga Banjar Tanah Barak di Karangasem Mulai Kesulitan Mendapat Air Bersih
• Dapat Dukungan dari Raja Pemecutan untuk Pilkada Badung, Ini Tanggapan Giri Prasta
"Pendekatan secara etnografi itu bisa menjadi pendekatan yang kita pakai untuk melihat dari kacamata konsumen, bukan produsen.
Sama halnya yang saya bilang tadi, konsumen itu memiliki mindset yang bisa membantu pertumbuhan bisnis perusahaan, apabila perusahaan Anda ingin bisnisnya berjalan dan mengalami growth cobalah lihat dari kacamata konsumen," jelasnya.
Selain itu sebut dia, dengan adanya etnografi, dengan cara yang tepat maka bisa menggaet lebih banyak consumer engagement.
Amalia pun membeberkan ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk meningkatkan consumer engagement.
Tips atau langkah pertama yang bisa dilakukan adalah melakukan empati.
• Laporkan Jerink SID, IDI Bali Tak Terima Disebut Kacung WHO Hingga Ikatan Drakor Indonesia
• Lelah dan Kesulitan Jalani Rutinitas Kerja dari Rumah? Coba 7 Cara Ini untuk Mengatasi
• Yakin Hubunganmu dan Pasangan Akan Awet? Coba Cek 10 Tanda Ini
Ia menjelaskan adapun empati yang dimaksudkan adalah bagaimana sebuah perusahaan bisa menempatkan posisinya sebagai konsumen ketika ingin mengeluarkan produk.
Dengan menerapkan dirinya terlebih dahulu sebagai konsumen, maka perusahaan tersebut tahu kekurangan atau kelebihan apa yang ada di produk yang ingin dikeluarkan tersebut.
"Misalnya kita mau mengeluarkan 1 produk, kita posisikan diri kita sebagai konsumen. Apakah produk ini cocok dengan yang kita butuhkan? Apakah produk ini memiliki daya tarik dan fungsi untuk digunakan? Kalau jawabannya iya maka keluarkan produk tersebut sesuai dengan yang diminta oleh konsumen," katanya.
Selain bisa mengeluarkan produk yang tepat sasaran dan diterima oleh banyak orang, ongkos untuk biaya produksi akan produk tersebut pun lebih murah sehingga tidak terjadi pemborosan anggaran.
• Kelelahan hingga Berkeringat di Malam Hari, 8 Tanda Awal Kanker yang Harus Diwaspadai
• Ini Sederet Drakor yang Pernah Dibintangi Kim Mi Kyung, Pernah Bermain dengan Kim Soo Hyun
• Surga Belanja Dunia Orchard Road Singapura Sepi, Pertama Kali dalam Sejarah
"Coba dibandingkan ketika kita mengeluarkan produk begitu saja tanpa tahu apa yang dibutuhkan oleh pasar atau masyarakat pasti produk itu sia-sia karena tidak ada yang melirik dan mau enggak mau kita harus produksi ulang, otomatis biaya produksinya lebih mahal lagi kan," sambungnya.