Terjadi Konflik Internal, Pengurus DPD Asita Bali Diberhentikan

Konflik yang terjadi di internal pengurus Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) semakin memanas.

Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Tribun Bali/I Wayan Erwin Widyaswara
Plt Ketua DPD Asita Bali, Eddy Sunyoto (kanan) dan Plt Sekretaris DPD Asita Bali Ketut Sudiarsa sata menggelar jumpa pers di warung Kubu Kopi, Denpasar, Senin (3/8/2020) 

"Padahal seharusnya, kalau memang ada yang tidak puas anggota Asita, kan bisa dibicarakan nanti di Rakernas, dan Munas. Ini ada kelompok malah melaporkan ke polisi,” ungkap Eddy.

Diperkuat Gelandang asal Kamerun eks Arema, Valentine Jadi Tim Terbaik di Trofeo HUT Banda FC

IHSG Jadi Indeks Terburuk Ketiga di Asia Pasifik, Anjlok 20,5% Sejak Awal Tahun

Ini Cara Klaim Token Listrik Gratis PLN Agustus 2020 Melalui www.pln.co.id atau Lewat WhatsApp

Untuk diketahui, berdasarkan munaslub, kepengurusan DPD Asita Bali sebetulnya 4 tahun.

Kepengurusan DPD Asita Bali yang dibekukan sekarang ini, kata Eddy, berakhir pada 2021.

Selaku pihak yang ditunjuk sebagai Plt, Eddy mengaku tidak ingin frontal terhadap pengurus yang dibekukan di Bali.

Ia mengaku bakal menggelar komunikasi secara perlahan untuk bisa kembali melaksanakan Musyawarah Daerah (Musda) dalam rangka membentuk pengurus baru DPD Asita Bali.

“Waktu saya diminta jadi Plt, saya bilang, saya siap, tapi saya tidak akan frontal. Saya tidak akan berkelahi dengan pengurus Asita yang dibekukan. Saya kan mempergunakan jalan saya sendiri, pelan-pelan saya bisa berkomunikasi dengan mereka,” ujar Eddy.

Jika pengurus DPD ASita Bali dibekukan, lalu apa kerugian bagi Asita dan pelaku usaha perjalanan pariwisata Bali?

Menurut Eddy, soal kerugian dari pemecatan ini sebetulnya tidak dialami secara langsung oleh anggota, sepanjang ada pengganti atau Plt seperti saat ini.

Ini Cara Klaim Token Listrik Gratis PLN Agustus 2020 Melalui www.pln.co.id atau Lewat WhatsApp

Jangkau Denpasar, Kerjasama Rapid Test Covid-19 Lion Air Group dan Dompet Dhuafa

Hanya saja, kerugian secara citra, pemerintah atau birokrat bakal memandang Asita pecah sehingga tidak lagi bisa diajak bekerja sama.

“Kerugiannya paling soal komunikasi dengan birokrat saja,” ujar Eddy

Seandainya pemerintah memiliki program untuk menyalurkan bantuan ke pelaku usaha perjalanan, maka ini bisa berpengaruh terhadap proses penyaluran.

Eddy menjelaskan, tujuan perusahan perjalanan wisata untuk tergabung dalam anggota dan pengurus asita adalah untuk mendapatkan informasi-informasi baik dari government dan pemerintah soal kepariwisataan dan soal tren terbaru dalam dunia pariwisata.

“Jika mereka tidak ikut organisasi ini, mereka tidak dapat informasi itu,” kata Eddy. (*)

Sumber: Tribun Bali
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved