BPD Bali Inisiasi QRIS di Kawasan Wisata Karangasem dan Klungkung
BPD Bali memberikan CSR berupa bangunan kios jualan layak pakai di wilayah Pesinggahan dan Yeh Malet perbatasan Klungkung dan Karangasem.
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
“Sekarang sudah di Kertagosa. Saya setuju QRIS memang dibuat untuk menekan kebocoran dan mudah digunakan dalam transaksi,” katanya.
Bahkan kini, dengan pandemi Covid-19 ini QRIS menjadi suatu keharusan dalam tetap menjaga physical distancing.
Penyeberangan ke Nusa Penida pun, kata dia, telah mulai digital transaksinya.
“Selama ini kan transaksi PHR di Nusa Penida masih manual, dengan QRIS ini harapannya tidak ada kebocoran. Apalagi dikaitkan dengan aplikasi dan dirancang BPD Bali, sehingga PAD yang Rp 225 miliar di Klungkung bisa naik lah ke depan,” sebutnya.
Dirut BPD Bali, I Nyoman Sudharma mengatakan, sampai hari ini BPD Bali dan BI terus mengedukasi masyarakat untuk bertransaksi dengan QRIS.
“Apalagi dengan QRIS ini, bertransaksi jadi lebih sehat, cepat, mudah, aman, dan andal. Bayangkan saja, dengan QRIS BPD Bali hari ini transaksi uangnya langsung masuk ke rekening,” sebutnya.
Ia berharap ke depan, seluruh bidang bisa menggunakan QRIS, bahkan termasuk pengamen dan pasar.
Termasuk tempat wisata, dan lain pertunjukan seni.
BPD Bali, sebut dia, menargetkan pengguna mobile banking bisa menyentuh 120 ribu.
“Sekarang sudah mendekati 100 ribu pengguna. Ini juga akan kami ajak memakai QRIS, dan kami terus melakukan perluasan ke lapangan,” jelasnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho, mengapresiasi BPD Bali yang gencar ikut memasarkan dan promosi penggunaan QRIS ke lapangan.
Ia menyebutkan, era baru setelah pandemi Covid-19 melanda memang membutuhkan sesuatu yang baru semisal transaksi non tunai dengan QRIS.
“Untuk merchant pengguna QRIS sudah 113 ribu dan sampai akhir tahun targetnya 200 ribu,” sebutnya.
Ia yakin bersama–sama perbankan, hal ini mudah dan optimis dilakukan.
Apalagi pengguna mobile banking juga sudah banyak, intinya dicoba terlebih dahulu agar menjadi kebiasaan. (*)