BPD Bali Inisiasi QRIS di Kawasan Wisata Karangasem dan Klungkung

BPD Bali memberikan CSR berupa bangunan kios jualan layak pakai di wilayah Pesinggahan dan Yeh Malet perbatasan Klungkung dan Karangasem.

Istimewa
Dirut BPD Bali, Nyoman Sudharma 

Laporan Wartawan Tribun Bali, A A Seri Kusniarti

TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA– Senyum terus mengembang, dari bibir Made Sentana.

Ia senang karena kini tak harus berdagang di rompok kumuh, setelah BPD Bali memberikan CSR berupa bangunan kios jualan layak pakai di wilayah Pesinggahan dan Yeh Malet perbatasan Klungkung dan Karangasem.

“Saya masih belajar pakai QRIS juga, mudah-mudahan segera bisa,” katanya sembari menyajikan mangkok bakso ke pelanggan, Sabtu (8/8/2020).

Ia mengaku, saat sepi bisa mendapatkan jualan Rp 100 ribu sampai Rp 150 ribu per hari.

KPU Denpasar Sosialisasi Pilkada Serentak 2020 ke Komunitas FedDen

Hipmi Gebrak dan Kumpul Bersama Gairahkan Pariwisata Bali

Prabowo Kembali Terpilih sebagai Ketum Gerindra, Calon Tunggal yang Didukung 34 Provinsi

Sementara saat rame bisa antara Rp 300 ribu sampai Rp 350 ribu.

Bupati Karangasem, Mas Sumantri, mengapresiasi BPD Bali karena telah menginisiasi CSR dan QRIS di wilayahnya.

“Ini luar biasa bermanfaat bagi masyarakat Karangasem. Mudah-mudahan dengan QRIS di Kabupaten Karangasem PADnya pasti akan meningkat,” katanya.

Ia pun, akan terus melakukan inovasi dalam membangun ekosistem QRIS di Karangasem baik dari sisi kesehatan dan perekonomian.

PAD saat ini, ada sekitar Rp 200 miliar lebih dan dengan adanya QRIS ini harapannya bisa berlipat-lipat.

Untuk pengawasan pedagang yang belum bisa memakai QRIS, BPD Bali akan tetap membina, mengajar, dan melatih. 

"Saya rasa seluruh masyarakat masih awam dengan QRIS, jadi QRIS ini kan produk baru, jadi kami berharap QRIS akan menjadi pemicu peningkatan PAD dimanapun,” katanya.

Rencananya semua tempat wisata akan digalakkan dengan QRIS, termasuk semua hotel dan restoran pasti akan digalakkan.

Begitu juga, Nyoman Suwirta, juga mengatakan hal yang sama.

Ia berencana mengQRISkan Klungkung ke depan.

“Sekarang sudah di Kertagosa. Saya setuju QRIS memang dibuat untuk menekan kebocoran dan mudah digunakan dalam transaksi,” katanya.

Bahkan kini, dengan pandemi Covid-19 ini QRIS menjadi suatu keharusan dalam tetap menjaga physical distancing.

Penyeberangan ke Nusa Penida pun, kata dia, telah mulai digital transaksinya.

“Selama ini kan transaksi PHR di Nusa Penida masih manual, dengan QRIS ini harapannya tidak ada kebocoran. Apalagi dikaitkan dengan aplikasi dan dirancang BPD Bali, sehingga PAD yang Rp 225 miliar di Klungkung bisa naik lah ke depan,” sebutnya.

Dirut BPD Bali, I Nyoman Sudharma mengatakan, sampai hari ini BPD Bali dan BI terus mengedukasi masyarakat untuk bertransaksi dengan QRIS.

“Apalagi dengan QRIS ini, bertransaksi jadi lebih sehat, cepat, mudah, aman, dan andal. Bayangkan saja, dengan QRIS BPD Bali hari ini transaksi uangnya langsung masuk ke rekening,” sebutnya.

Ia berharap ke depan, seluruh bidang bisa menggunakan QRIS, bahkan termasuk pengamen dan pasar.

Termasuk tempat wisata, dan lain pertunjukan seni.

BPD Bali, sebut dia, menargetkan pengguna mobile banking bisa menyentuh 120 ribu.

“Sekarang sudah mendekati 100 ribu pengguna. Ini juga akan kami ajak memakai QRIS, dan kami terus melakukan perluasan ke lapangan,” jelasnya.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho, mengapresiasi BPD Bali yang gencar ikut memasarkan dan promosi penggunaan QRIS ke lapangan.

Ia menyebutkan, era baru setelah pandemi Covid-19 melanda memang membutuhkan sesuatu yang baru semisal transaksi non tunai dengan QRIS.

“Untuk merchant pengguna QRIS sudah 113 ribu dan sampai akhir tahun targetnya 200 ribu,” sebutnya.

Ia yakin bersama–sama perbankan, hal ini mudah dan optimis dilakukan.

Apalagi pengguna mobile banking juga sudah banyak, intinya dicoba terlebih dahulu agar menjadi kebiasaan. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved