Pemprov Bali Mulai Bangun SMAN 1 Abang, Koster Ingin Gurunya Berasal dari Wilayah Setempat
Pemprov Bali secara resmi telah memulai pembangunan SMA Negeri 1 Abang yang berlokasi di Desa Tista, Kecamatan Abang
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Laporan Jurnalis Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana
TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali secara resmi telah memulai pembangunan SMA Negeri 1 Abang yang berlokasi di Desa Tista, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali.
Dimulainya pembangunan sekolah tersebut ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Gubernur Bali, Wayan Koster dan Wakil Gubernur (Wagub) Bali, Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace), Sabtu (8/8/2020).
Peletakan batu pertama ini juga dihadiri oleh Wakil Bupati (Wabup) Karangasem, I Wayan Artha Dipa, Ketua DPRD Karangasem, I Gede Dana dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Bali, I Nyoman Astawa Riadi.
Dengan dibangunnya SMA Negeri 1 Abang, Koster berkeinginan agar guru yang bertugas mengajar berasal dari wilayah yang bersangkutan.
• Sulit Menabung Karena Gaji Pas-pasan Hingga Uang Habis Bayar Tagihan, Begini Solusinya
• Laka Lantas di Denpasar, Korban Alami Muntah dan Kedua Kaki Tak Bisa Digerakkan
• LPAI Bali Soroti Pencabut Kebijakan Pengendalian Iklan Rokok di Sejumlah Daerah di Bali
Ia mengaku merasa kasihan apabila para guru terus diputar-putar atau mengalami mutasi, apalagi mereka memakai motor sehingga menyebabkan kesehatannya terganggu.
"Karena guru adalah tenaga pendidik yang menciptakan kualitas anak bangsa menjadi cerdas dan berdaya saing, maka saya berkeinginan Guru di SMAN 1 Abang itu nantinya adalah orang lulusan pendidikan yang ber-KTP asli Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem," kata Koster dalam siaran persnya yang diterima Tribun Bali, Minggu (9/8/2020).
Oleh karena itu, Koster meminta Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Bali, I Ketut Lihadnyana agar mengangkat guru tenaga kontrak serta tenaga administrasi asal Kecamatan Abang atau paling tidak dari wilayah yang berdekatan.
"Kalau sudah guru dan tenaga administrasinya itu asli sana, maka kenyamanan seorang tenaga pendidik dalam melayani siswa akan terwujud, termasuk kesehatannya terjaga. Selain itu, guru dan tenaga administrasi yang diangkat juga tidak perlu biaya sewa rumah dan transportasi yang jauh, sehingga irit secara anggaran," kata Gubernur Bali asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng itu. (*).