Cegah Obesitas hingga Perlambat Mutasi Sel Kanker, Berikut Manfaat Makan Makanan Pedas
Banyak orang menyukai sensasi panas dan terbakar di lidah, bahkan sering kali membuat ketagihan. Padahal, tak jarang hal itu membuat hidung dan mata
TRIBUN-BALI.COM - Apakah Anda termasuk orang yang tak lepas dari kebiasaan makan sambal?
Banyak orang menyukai sensasi panas dan terbakar di lidah, bahkan sering kali membuat ketagihan.
Padahal, tak jarang hal itu membuat hidung dan mata kita berair karena kepedasan.
Ya, ketika makanan pedas memasuki saluran pencernaan, mulut dan tenggorokan akan mulai menghasilkan lendir.
Saat makan makanan pedas, perut dan bagian usus akan mulai mengeluarkan cairan berlebih. Hal ini seperti membersihkan bagian kotor dengan air.
"Ketika mulut atau tenggorokan Anda bertemu benda asing yang berbahaya, pemikirannya adalah cairan itu membantu untuk membersihkannya," ungkap Dr Brett Comer, ahli bedah telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) di AS dikutip dari Time.
Bagi beberapa orang, menurut Comer, lendir ekstra ini bisa mengakibatkan sakit perut hingga diare.
• Ada Kaitan dengan Pura Kehen Bangli,Kori Agung Pura Dalem Kehen Kesiman Petilan Denpasar Direstorasi
• The Chickens Lauching Video Klip Ketiga Jadi Lebih Baik
• 5 Pelajaran Hidup yang Dapat Anda Petik dari Drakor ‘It’s Okay to Not be Okay’
Meski membuat hidung berair bahkan mungkin diare, tapi ternyata makanan pedas memiliki banyak manfaat kesehatan.
Ini karena makanan pedas mengandung senyawa capsaicin yang memiliki efek fisiologis baik bagi tubuh.
1. Kurangi rasa sakit
Sebuah penelitian menemukan bahwa terapi capsaicin bisa menyebabkan "eksitasi" atau rangsangan unik dengan mengunci jenis reseptor nyeri tertentu.
"Eksitasi ini mengarah pada perasaan panas atau nyeri yang membakar, dilatasi pembuluh darah, kemerahan pada kulit, dan peningkatan suhu tubuh," ujar Anthony Dickenson, profesor neurofarmakologi di University College London (UCL).
Menurut Dickenson, capsaicin bisa memicu efek-efek tersebut baik dinamakan ataupun dioleskan di kulit dlaam bentuk krim topikal.
Inilah mengapa pada beberapa obat atau krim radang sendi dan nyeri otot sering kali mengandung senyawa capsaicin.
Ketika eksitasi awal mereda, reseptor nyeri yang terkena biasanya akan menjadi lebih peka.