Ada Kaitan dengan Pura Kehen Bangli,Kori Agung Pura Dalem Kehen Kesiman Petilan Denpasar Direstorasi
Dengan hati-hati mereka mengambil satu persatu bata yang menjadi struktur dari bangunan candi bentar.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Wema Satya Dinata
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Kori agung Pura Dalem Kehen, Desa Kesiman Petilan, Denpasar setinggi kurang lebih 9 meter direstorasi oleh Dinas Kebudayaan Kota Denpasar.
Proses restorasi ini telah dimulai sejak 31 Juli 2020 lalu.
Targetnya, proses restorasi ini bisa selesai dalam waktu 60 hari kerja.
Enam orang pekerja terlihat mengumpulkan bata yang ada pada kori agung pura ini.
• PHRI Gianyar Tunggu Pemerintah Buka VoA untuk Menarik Kunjungan Wisatawan Mancanegara
• Jokowi Pantau Uji Klinik Vaksin Covid-19 Fase 3, Bila Berhasil Bakal Diproduksi Mulai Januari 2021
• Punya Penyakit Asam Lambung? Sebaiknya Kamu Menghindari Jenis Makanan Ini
Dengan hati-hati mereka mengambil satu persatu bata yang menjadi struktur dari bangunan candi bentar.
Dua orang pekerja mengangkut bata tersebut lalu disusun di areal pura berbentuk kubus.
Bata-bata tersebut kemudian diberi angka sesuai dengan letak susunan bata pada candi bentar.
Salah satu Jero Mangku di pura ini, Made Nartana (48) menuturkan, pura ini sudah ada sejak lama dan tak diketahui kapan persisnya didirikan.
Akan tetapi menurut Nartana, pura ini memiliki kaitan erat dengan Pura Kehen di Bangli.
"Dari pengelingsir saya sudah ada pura ini dan tidak jelas tahunnya, kapan ini dibangun. Pura ini ada kaitannya dengan Pura Kehen Bangli," kata Nartana yang ditemui Selasa (11/8/2020) siang.
Sebenarnya ada buku terkait sejarah pura ini, namun tak lengkap, termasuk sejarah yang ada di Pura Kehen Bangli pun kurang lengkap dikarenakan prasastinya kebanyakan dibawa ke Belanda.
Menurutnya, pura ini baru pertamakali direstorasi dan sebelum dilakukan restorasi sudah dilakukan peninjauan dan penelitian selama setahun.
"Lama ini prosesnya. Dari Dinas Kebudayaan, dari Balai Pelestarian Cagar Budaya juga datang ke sini melakukan penelitian. Hampir setahun ada ini diteliti sebelum dilakukan restorasi," tuturnya.
Proses awal restorasi kori agung ini dimulai dengan mencari dewasa ayu Tembau, selanjutnya pada tanggal 29 Juli 2020 dilakukan proses nuwasen.
• 5 Pelajaran Hidup yang Dapat Anda Petik dari Drakor ‘It’s Okay to Not be Okay’
• Daftar 75 Paslon Pilkada 2020 yang Diusung PDI-P, Termasuk Menantu Jokowi dan Keponakan Prabowo
• Leo Bersinarlah, Taurus Habiskan Waktu dengan Kekasihmu, Ini Ramalan Zodiak 12 Agustus 2020