Menteri Edhy: Karang Hias di Bali Potensi Jadi Ekonomi Baru dari Sektor Budidaya Kelautan

Menteri Edhy: Karang Hias di Bali Potensi Jadi Ekonomi Baru dari Sektor Budidaya Kelautan

Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin
Menteri Edhy: Karang Hias di Bali Potensi Jadi Ekonomi Baru dari Sektor Budidaya Kelautan 

Menurut Menteri Edhy Indonesia punya hampir 400 jenis karang dan seluruh wilayah Indonesia ini punya karang.

“Sayangnya potensi karang di Indonesia kita masih belum nomor satu. Nah ini yang akan kita rebut. Potensinya sangat besar, dari harga sudah tinggi,” tutur Menteri Edhy.

Ia menyampaikan kedepan akan melakukan terobosan dengan teknologi tisu culture. 

Kebanyakan budidaya karang masih menggunakan stek, tapi butuh waktu. Kalau tisu culture lebih massif.

“Teknologi ini ada. Mudah-mudahan bisa kita lakukan. Ada ahli yang bilang pakai tisu culture itu cukup dengan satu butir katak debu gitu bisa menghasilkan banyak. Kalau stek kan harus dipotong paling satu bongkah hanya menghasilkan 20 pasang. Tapi dengan tisu culture bisa jutaan pasang,” ungkapnya.

Joko Supriyatno menuturkan karang hias yang diekspor merupakan hasil budidaya masyarakat dan tidak mengambil karang di perairan konservasi.

“Untuk mengambil indukan karang kita atas rekomendasi LIPI. Kita ada izin, izin penangkaran ada, izin ekspor juga ada, izin budidaya juga ada. Jadi lengkap izin kita,” tuturnya.

“Budidaya karang hias lebih banyak di Bali khususnya di Nusa Lembongan, Buleleng, Pulau Serangan, Pantai Pandawa, dan juga di Gilimanuk Bali Barat serta Candi Dasa. Banyuwangi, NTB, Sulawesi Tenggara juga banyak tapi paling banyak dan potensi tinggi di Bali,” sambung Joko.(*)

Sumber: Tribun Bali
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved