Penyuluh Bahasa Bali di Karangasem Gelar Konservasi Lontar,Ada yang Berusia 60 Tahun & Dimakan Rayap

Pelestarian serta pendataan lontar kembali dilaksanakan dikarenakan sudah memasuki tatanan kehidupan baru (new normal).

Penulis: Saiful Rohim | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/Saiful Rohim
Petugas penyuluh bahasa bali di Karangasem melakukan konservasi lontar di Kec. Selat dan Bebandem Rabu (12/8) siang. Kegiatan ini dilakukan untuk melestarikan lontar kuno. 

TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA - Penyuluh Bahasa Bali di Kabupaten Karangasem kembali melakukan konservasi serta inventarisasi lontar milik warga di Bumi Lahar.

Pelestarian serta pendataan lontar kembali dilaksanakan  dikarenakan sudah memasuki tatanan kehidupan baru (new normal).

Anggota Penyuluh  Bahasa Bali Kabupaten Karangasem, Made Sudiantara, mengaku, konservasi lontar sempat libur beberapa bulan mengingat penyebaran COVID - 19 yang terus meningkat di Karangasem.

Petugas kembali menggelar  konservasi dan pelestarian lontar semanjak, Selasa (11/8/2020) pagi.

Cara Alami Turunkan Asam Urat, Hindari Makanan Manis Hingga Banyak Minum Air Putih

Hari Jadi Polwan Ke -72, Polres Badung Gencar Bagi-bagi Sembako

China Khawatir Pesawat Pengintai AS di Laut China Selatan Ancam Keselamatan Penerbangan Sipil

"Selasa (11/8) penyuluh melakukan konsrvasi di Kecamatn Selat didampingi Ketua PHDI Kecamatan Selat. Rabu (12/8), petugas penyuluh melakukan  konservasi di Kecamatan Bebandem,"ungkap I Made Sudiantara, Rabu (12/8/2020).

Ditambahkan, penyuluh mendapat sekitar 30 cakep lontar yang dikonservasi. 

Yakni 15 cakep didapatkan di Kecamatan Selat & 15 cakep di Kecamatan Bebandem.

 Jenis lontar pretiti patemon, keputusan siwa krakah, wariga, kaputusan, tutur panelasing utama, tutur agastia prana, dan kalepasan.

Lontar yang dikonservasi rata – rata sudah berusia. Ditemukan lontar berusia sekitar 60 tahun, serta rusak dimakan rayap.

"Ada beberapa warga yang memang tidak mau membuka lontarnya karena berkeyakinan lontar itu disakralkan. Sampai lontar rusak,"ungkp Sudi, sapaan akrab Sudiantara.

Tujuan dari kegiatan konservasi & pendataan karena ingin menyelamatkan naskah kuno. Mengingat nilai sastra lontar cukup tinggi.

Sejak 2020 penyuluh sudah mendapatkan sekitar 100 cakep.

Pihaknya berharap masyarakat ikut serta dalam pelestarian naskah lontar, sehingga  bisa terdata.

Pria asli Kecamatan Bebandem ini mengaku, masih banyak lontar di Karangasem yang belum dikonservasi atau terdata.

Duet Bareng BLACKPINK, Selena Gomez: Selpink in Your Area

BREAKING NEWS Jerinx SID Ditetapkan Tersangka dan Langsung Ditahan di Mapolda Bali

Polri Telah Periksa 7 Orang terkait Polemik Tayangan YouTube Anji dengan Hadi Pranoto di Duniamanji

Pemilik lontar di Karangasem banyak yang belum terdata.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved