Mantan Menko Perekonomian 2015-2019, Darmin Nasution Diangkat Sebagai Presiden Komisaris Smartfren
Presiden Direktur FREN Merza Fachys berharap, bergabungnya Darmin bisa semakin memperkuat kinerja dan pengembangan bisnis Smartfren.
TRIBUN-BALI.COM - Mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution diangkat sebagai Presiden Komisaris PT Smartfren Telecom Tbk (FREN).
Darmin diangkat sebagai Presiden Komisaris dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan FREN yang digelar Jum'at (14/8/2020).
Seperti diketahui, Darmin sebelumnya menjabat sebagai Menko Bidang Perekonomian Kabinet Kerja sejak Agustus 2015 hingga 2019.
Presiden Direktur FREN Merza Fachys berharap, bergabungnya Darmin bisa semakin memperkuat kinerja dan pengembangan bisnis Smartfren.
• Lagi, Polres Badung Bagi-bagi Sembako Jelang Hari Jadi Polwan Ke -72
• Hakim serta Pegawai PN Denpasar Dirapid Test, 15 Orang Hasilnya Reaktif dan Dilanjutkan Tes Swab
• Ratusan Warga Karangasem Datangi DPRD Bali, Adukan Bantuan Stimulus Usaha Tak Tepat Sasaran
"Kami mulai hari ini dan seterusnya betul-betul mendapatkan support luar biasa. Ini tim yang akan lebih kuat yang akan membawa Samrtfren lebih berkembang ke depan," kata Merza dalam public expose virtual yang digelar Jum'at (14/8/2020).
Dengan bergabungnya Darmin, Gandi Sulistiyanto Soeharman yang sebelumnya menjabat sebagai Komisaris Utama, kini menjadi Wakil Presiden Komisaris.
Adapun, susunan Dewan Komsaris FREN pasca RUPS Tahunan ini adalah sebagai berikut:
-Presiden Komisaris: Darmin Nasution
-Wakil Komisaris: Gandi Sulistiyanto Soeharman
-Komisaris Independen: Sarwono Kusumaatmadja
-Komisaris Independen: Reynold Manahan Batubara.
Emiten telekomunikasi ini tengah berupaya menekan kerugian.
Direktur FREN Antony Susilo mengatakan, pihaknya akan terus menggenjot penambahan pelanggan sehingga bisa meningkatkan pendapatan.
Investasi di sisi perluasan jaringan pun terus dilakukan.
• Hampir Dua Tahun Memimpin Bali, Koster-Ace Telah Terbitkan 40 Regulasi
• Ekonomi Malaysia pada Kuartal II 2020 Minus 17,1 Persen, Jadi yang Terburuk Sejak 20 Tahun Terakhir
• Update Covid-19 di Bali 14 Agustus 2020: Kasus Positif Bertambah 53 Orang, Sembuh 59 Orang
Dengan begitu, rugi yang diderita FREN diharapkan terus tergerus.
"Kita berusaha pertumbuhan pendapatan harus lebih tinggi dari biaya. Rugi makin mengecil, EBITDA makin bagus. Kita masih ekspansi jaringan, kasih kita waktu untuk memenuhi kapasitas jaringan," ungkap Antony.
Sebagai informasi, FREN masih mencatatkan kerugian hingga Rp 2,2 triliun di akhir 2019 lalu.
Kerugian yang dialami FREN di tahun lalu sebenarnya sudah lebih mini ketimbang tahun 2018 yang tercatat sebanyak Rp 3,55 triliun.
Kerugian berhasil ditekan berkat kenaikan pendapatan usaha sebesar 27,32% secara year on year (yoy).
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, pendapatan FREN di akhir 2019 lalu mencapai Rp 6,99 triliun, melesat 27,32% dari tahun 2018 yang sebanyak Rp 5,49 triliun.
Pada semester I-2020, FREN mencatatkan pendapatan sebesar Rp 4,30 triliun, naik 41,98% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Jumlah pelanggan FREN pun terus meningkat, yakni melonjak sekitar 46% menjadi 26 juta pelanggan hingga semester I tahun ini.
Meski begitu, FREN masih mencatatkan kerugian yakni Rp 1,22 triliun.(*)