20 Kartunis Mengkritik Denpasar Lewat Kartun dan Karikatur
Isinya tentu saja menyoal Denpasar dari dulu hingga sekarang termasuk kritik terhadap keadaan Kota Denpasar.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Wema Satya Dinata
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Sebanyak 20 kartunis melakukan pameran di Kantor Dinas Kebudayaan Kota Denpasar.
Pameran ini berlangsung hingga Minggu (16/8/2020) esok.
Selain dipamerkan, kartun ini juga dibukukan judul Denpasar Dalam Kartun dan Karikatur setebal 100 halaman.
Isinya tentu saja menyoal Denpasar dari dulu hingga sekarang termasuk kritik terhadap keadaan Kota Denpasar.
• Audiobookportal.com, Layanan Buku Audio Pertama di Bali, Menikmati Isi Buku dengan Mendengar
• Apel Hendrawan Dukung Jerinx Lewat Lukisan
• Tonton Kualifikasi MotoGP Austria 2020 Sabtu Ini, Live TRANS7, Berikut Jadwal dan Link Streamingnya
Salah seorang kartunis yang ikut dalam pameran ini, Kadek Jango Pramartha mengatakan Denpasar Dalam Kartun dan Karikatur merupakan konsep yang disampaikan oleh kartunis Kota Denpasar yang selama ini telah melakukan perannya dalam mengkritisi berbagai isu-isu penting, baik di Bali, nasional maupun internasional dalam catatan kartunalnya.
Setiap karya selalu memiliki pesan yang disampaikan, selalu memiliki kritik terhadap sesuatu.
"Kritik-kritik ini jika diterima dengan baik, maka akan membawa perubahan terhadap suatu daerah," kata Jango.
Ia menambahkan, dalam sebuah karya kartun terdapat tiga hal penting yang mesti diperhatikan yakni etika, humor dan estetika.
"Etika itu adalah intelegensinya. Kalau kartun tanpa kritik, tanpa pesan sama dengan ilustrasi biasa. Kemudian humor tentunya tampilan jenakanya. Namanya juga kartun, ya kan. Itu bedanya kartunis dengan pelukis dan ilustrator," katanya.
Karya kartun yang dipamerkan maupun dibukukan ini lebih banyak mengkritik masalah sampah serta kemacetan yang kerap terjadi.
Dan dua hal merupakan masalah pelik yang terjadi di kota.
"Paling menonjol adalah kritik tentang sampah dan kemacetan. Itu sangat sering kita lihat dan alami juga. jadi siapa pun nanti yang membaca buku kumpulan kartun ini saya harap dikemudian hari bisa menerima kritikan ini dan bisa membuat perubahan untuk daerah yang lebih baik," imbuhnya.
Dalam situasi ini kartunis melihat kota Denpasar sebagai bagian dari Bali yang berubah.
Perubahan yang teramati atau tanda yang penting untuk dicermati maupun dikritisi.
• BREAKING NEWS-Kabar Duka, Guru Besar Pendidikan Bahasa Inggris Undiksha Meninggal Dunia
• Covid-19 di Vietnam Kembali Bergolak, Yabes Tanuri: Tunggu Keputusan AFC
• 5 Zodiak Ini Pandai Berbicara Manis, Membuat Lawan Bicaranya Merasa Penting
Kota Denpasar dengan citraan kuat sebagai pusat kebudayaan, ekonomi, pendidikan, pariwisata maupun ragam kehidupan sosial dalam perubahannya akan menjadi bingkai dialog penting, antara karya kartun dan karikatur dengan penikmat atau masyarakat.
"Denpasar Dalam Kartun dan Karikatur memberikan bukti bahwa wajah globalisasi sebenarnya adalah wajah paradoks. Hadir secara bersamaan dalam ruang dan waktu yang kontradiktif," katanya.
Karya kartun dari para kartunis Kota Denpasar ini diharapkan dapat menghadirkan sebuah realitas diantara semangat mempertahankan nilai-nilai budaya luhur Bali.
"Melalui pameran ini, beragam ketegangan yang menyentuh wilayah konflik di tataran realitas kekinian Kota Denpasar dalam dinamika perubahannya memang sudah selayaknya harus disampaikan, sehingga tidak muncul stereotype bahwa perubahannya tidak terbaca ataupun disembunyikan," imbuhnya. (*)