Serba Serbi

Lakukan Yoga untuk Meruwat Kekotoran dalam Diri Saat Tilem Karo

Hari ini, Selasa (18/8/2020) merupakan perayaan bulan gelap pada bulan kedua sesuai kalender Bali atau sasih Karo.

Penulis: Putu Supartika | Editor: Ady Sucipto
Tribun Bali/I Putu Supartika
Ilustrasi persembahyangan. Tilem Pemujaan Kepada Siwa, Lakukan Yoga Saat Malam Hari 

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Hari ini, Selasa (18/8/2020) merupakan perayaan bulan gelap pada bulan kedua sesuai kalender Bali atau sasih Karo.

Hal ini disebut Tilem Karo yang dirayakan umat Hindu khususnya di Bali.

Saat Tilem Karo ini lakukan pemujaan saat malam hari.

Pemujaan dilakukan tengah malam dengan melakukan yoga, atau hening.

Pahalanya adalah segala noda dan dosa yang ada dalam diri teruwat.

Menurut Dosen Sastra Bali, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana, Putu Eka Guna Yasa, pemujaan kepada gelap atau Tilem itu jelas sekali ditujukan kepada Siwa.

Menurutnya, dalam Jnyana Sidantha disebutkan di dalam matahari ada suci, di dalam suci ada siwa, di dalam siwa ada gelap yang paling gelap.

Hal itulah yang menyebabkan tilem mendapatkan pemuliaan.

Guna mengatakan di daerah Bangli ada Pura Penileman, dimana setiap Tilem dilakukan pemujaan di sana.

"Di Pura Penileman dilakukan pemujaan kepada Siwa, karena ada warga masyarakat yang nunas (meminta) pengidep pati atau sarining taksu jelas sudah Siwa. Bukti arkeologis ada arca Dewa Gana yang merupakan putra Siwa,” katanya.

Sehingga dalam konteks kebudayaan di Bali yang dimuliakan bukan bulan terang saja atau Purnama, tapi gelap yang paling gelap juga dimuliakan.

Sementara itu, dalam buku Sekarura karya IBM Dharma Palguna halaman 9 dikatakan, kepada kita para Guru Kehidupan (dan Guru Kematian) mengajarkan agar menghormati gelap, tidak kurang dari hormat pada terang.

Hormat pada gelapnya bulan mati (Tilem) tidak kurang dari hormat kita pada terang bulan purnama.

Disebutkan lebih lanjut dalam buku itu pada halaman 10, pembelaan Mpu Tan Akung kepada gelap yaitu gelap tidak harus dihindari atau diusir dengan mengadakan terang buatan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved