Corona di Indonesia
Dalam RKTM 2020 di Bali, Menristek Sampaikan Fokus pada 5 Inovasi Produk Penanganan Covid-19
Menteri Riset dan Teknologi Prof. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro menyampaikan progres hasil inovasi yang dilakukan pihaknya dalam percepatan
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Wema Satya Dinata
Sementara untuk PCR test kit produksi Kemenristek kini sudah 2 juta per bulan produksinya, kemudian vaksin kita masih menargetkan tahun depan.
Pertengahan tahun depan dapat mulai diproduksi sesuai dengan kebutuhan.
Apakah terdapat masalah mengenai pengadaan bahan baku produksi rapid test dan PCR test kit? Menristek menyampaikan tidak ada masalah.
“Bahan baku tidak masalah. Kalau pun ada masalah kita bisa mengadakannya dengan cepat,” imbuhnya.
Mengenai suplemen daya tahan tubuh terhadap Covid-19, sekarang ini pihaknya sedang menunggu keputusan dari BPOM apakah bisa menjadi suplemen untuk Covid-19.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan pihaknya bersinergi dengan Kemenristek dalam upaya penanganan Covid-19.
“Dalam dukungan untuk proses percepatan penanganan Covid-19 bersama Kemenristek tentu melakukan match making kan dengan industri. Karena industri pasti punya kemampuan lebih besar untuk melakukan match production dengan modal yang lebih banyak yang lebih kuat. Itu sudah kami lakukan dengan pengembangan ventilator bersama Kemenristek,” imbuh Menperin Agus Gumiwang.
Ventilator tersebut dihasilkan oleh Tim Jogja yang terdiri dari Universitas Gadjah Mada, PT Yogya Presisi Teknitama Industri (YPTI), STECHOQ, dan Swayasa Prakarsa.
Tim Jogja mengembangkan Ventilator Type-Rapid Deploy/ Ambu Conversion Kit yang mulai diproduksi massal pada minggu ketiga Mei 2020 lalu dengan kapasitas produksi 30 unit per hari.
Kemudian, Ventilator Type-High End ICU yang mulai diproduksi pada awal Juni lalu sebanyak 15 unit per hari.
“Dimana ventilator tersebut akan bisa dipakai dalam kondisi atau ruangan, atau pasien yang memerlukan perawatan ICU. Jadi sangat-sangat presisi itu sekarang yang kami Kemenperin kawal Ventilator Type-High End ICU dimana dikembangkan oleh UGM dan salah satu perusahaan di Yogyakarta dan kami kembangkan dengan beberapa industri,” paparnya.
Dan perlu diketahui juga program Indonesia 4.0 awalnya di-launch pada 2018 itu mencakup 5 sektor, yakni otomotif, tekstil, elektronik, retrochemical dan makanan serta minuman.
“Ini lesson learn yang kita dapat dari pandemi ini, nah kami tambahkan dua sektor baru yang akan kami fokuskan mendorong untuk program Indonesia making 4.0. Yakni industri farmasi dan industri alat kesehatan,” imbuh Menperin.(*)