Corona di Indonesia

Dalam RKTM 2020 di Bali, Menristek Sampaikan Fokus pada 5 Inovasi Produk Penanganan Covid-19

Menteri Riset dan Teknologi Prof. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro menyampaikan progres hasil inovasi yang dilakukan pihaknya dalam percepatan

Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin
Menristek saat hadir di RKTM 2020 bidang perekonomian di Nusa Dua Bali. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin

TRIBUN BALI.COM, MANGUPURA - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menggelar Rapat Koordinasi Tingkat Menteri (RKTM) 2020 di Nusa Dua Badung Bali hari ini.

Dalam RKTM tersebut mengambil tema pembahasan penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional.

Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Prof. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro menyampaikan progres hasil inovasi yang dilakukan pihaknya dalam percepatan penanganan Covid-19.

“Yang terkait penanganan covid kita akan fokus terhadap hasil inovasi kita yang sudah diproduksi. Nanti kita mau menyampaikan juga bagaimana men-scale up atau memperbesar skala produksinya. Dan termasuk juga proges dari vaksin maupun dari obat yang sedang kami kerjakan,” kata Menristek Bambang Brodjonegoro, Jumat (21/8/2020).

Benarkah Minum Air Es Tak Baik untuk Kesehatan? Ini Penjelasannya

Koalisi Tiga Partai Buat Kejutan, Usung Ngurah Ambara-Bagus Kertanegara di Pilkada Denpasar

Pemain Bali United Sergio, Nadeo dan Kadek Agung Gabung Latihan, Teco: Tim Kembali Komplet

Mengenai upaya Kemenristek dalam peningkatan ekonomi nasional pihaknya membuat program ‘Desa Berinovasi’ yang bekerjasama dengan Kemendes PDTT, Kementerian Koperasi dan UKM serta Kemensos.

“Jadi intinya desa-desa itu kita perkuat dengan sentuhan teknologi digital maupun teknologi produksi. Sehingga desa-desa itu mempunyai akses internet yang lebih baik dan produksi dari UMKM mereka juga mempunyai produktifitas yang lebih baik karena ada sentuhan teknologi,” jelasnya.

Menurutnya kita sudah banyak inovasi teknologi, kita ingin memastikan apa yang jadi kebutuhan desa dan kita berusaha penuhi teknologinya.

Sehingga UMKM disana juga bisa menjadi lebih produktif kemudian kita juga memperhatikan sudut kebutuhan desa. Misalkan internet dan energi.

“Misalnya energi terbarukan, kita mempunyai teknologi nya. Desa butuh eneginya. Itu yang jadi bagian dari Desa Berinovasi itu. Kira-kira contohnya itu,” ungkap Menristek.

Selanjutnya dari hasil inovasi itu masuk ke tahap berikutnya adalah produksi di industri.

Untuk kearah produksi, Kementerian Perindustrian dan juga Kementerian Perdagangan akan memastikan nanti produk inovasinya bisa diproduksi dalam skala besar dan diprioritaskan pengadaannya dibandingkan produk impor.

Saat disinggung mengenai berapa jumlah inovasi produk yang dibuat saat ini oleh Kemenristek, Menteri Bambang menyampaikan sekarang sudah ada mencapai 65 lebih jenis inovasi.

“Terkait inovasi Covid-19, kita sudah punya 65 lebih inovasi tapi yang utama itu sekitar 5 produk yang mau kita fokus dari mulai vaksin, rapid test, PCR test kit, suplemen dan mobile lab. Itu yang kita fokuskan,” ujarnya.

Untuk rapid test fisikli menurut Menristek sekarang sudah mulai diproduksi dan targetnya bulan depan produksinya sudah bisa capai 1 juta unit perbulan. Bulan-bulan berikutnya malah bisa naik 2 juta.

Rapi & Ketat Bisnis Prostitusi di Apartemen Terbongkar, PSK Ini Tak Sadar Tamunya Ternyata Petugas

Ramalan Zodiak Kesehatan 22 Agustus 2020: Pisces Merasa Kurang Enak Badan di Pagi Hari

Fenomena Perigee, Waspada Gelombang Tinggi di Wilayah Ini, Apakah Termasuk Bali?

Sementara untuk PCR test kit produksi Kemenristek kini sudah 2 juta per bulan produksinya, kemudian vaksin kita masih menargetkan tahun depan.

 Pertengahan tahun depan dapat mulai diproduksi sesuai dengan kebutuhan.

Apakah terdapat masalah mengenai pengadaan bahan baku produksi rapid test dan PCR test kit? Menristek menyampaikan tidak ada masalah.

“Bahan baku tidak masalah. Kalau pun ada masalah kita bisa mengadakannya dengan cepat,” imbuhnya.

Mengenai suplemen daya tahan tubuh terhadap Covid-19, sekarang ini pihaknya sedang menunggu keputusan dari BPOM apakah bisa menjadi suplemen untuk Covid-19.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan pihaknya bersinergi dengan Kemenristek dalam upaya penanganan Covid-19.

“Dalam dukungan untuk proses percepatan penanganan Covid-19 bersama Kemenristek tentu melakukan match making kan dengan industri. Karena industri pasti punya kemampuan lebih besar untuk melakukan match production dengan modal yang lebih banyak yang lebih kuat. Itu sudah kami lakukan dengan pengembangan ventilator bersama Kemenristek,” imbuh Menperin Agus Gumiwang.

Ventilator tersebut dihasilkan oleh Tim Jogja yang terdiri dari Universitas Gadjah Mada, PT Yogya Presisi Teknitama Industri (YPTI), STECHOQ, dan Swayasa Prakarsa.

Tim Jogja mengembangkan Ventilator Type-Rapid Deploy/ Ambu Conversion Kit yang mulai diproduksi massal pada minggu ketiga Mei 2020 lalu dengan kapasitas produksi 30 unit per hari.

Kemudian, Ventilator Type-High End ICU yang mulai diproduksi pada awal Juni lalu sebanyak 15 unit per hari.

“Dimana ventilator tersebut akan bisa dipakai dalam kondisi atau ruangan, atau pasien yang memerlukan perawatan ICU. Jadi sangat-sangat presisi itu sekarang yang kami Kemenperin kawal Ventilator Type-High End ICU dimana dikembangkan oleh UGM dan salah satu perusahaan di Yogyakarta dan kami kembangkan dengan beberapa industri,” paparnya.

Dan perlu diketahui juga program Indonesia 4.0 awalnya di-launch pada 2018 itu mencakup 5 sektor, yakni otomotif, tekstil, elektronik, retrochemical dan makanan serta minuman.

“Ini lesson learn yang kita dapat dari pandemi ini, nah kami tambahkan dua sektor baru yang akan kami fokuskan mendorong untuk program Indonesia making 4.0. Yakni industri farmasi dan industri alat kesehatan,” imbuh Menperin.(*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved