Menteri Perindustrian Optimis Pemangkasan Impor Bakal Meningkatkan Produksi Manufaktur Nasional
“Kondisi pandemi Covid-19 membuat kita menyadari perlunya pendalaman struktur industri. Sehingga perlu upaya tepat untuk mengatasi ketergantungan
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Wema Satya Dinata
Selanjutnya, ekspor sektor industri pada periode Januari-Juli mengalami surplus sebesar USD5,19 miliar.
Sedangkan investasi sektor industri pada semester I-2020 mengalami peningkatan 23,9 persen menjadi sebesar Rp 129,56 triliun bila dibandingkan periode yang sama tahun 2019.
“Capaian-capaian positif di sektor industri harus kita jaga dan kinerjanya terus ditingkatkan,” ujarnya.
Agus menilai, sejumlah aktivitas ekonomi mulai meningkat pada bulan Juni 2020.
Salah satunya ditunjukkan oleh Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia yang pada Juli 2020 mencapai level 46,9, naik dari bulan sebelumnya sebesar 39,1.
Selanjutnya, utilisasi industri sekarang sudah mendekati 55 persen.
Sebelum pandemi Covid-19, utilisasi rata-rata sektor manufaktur berkisar pada 75 persen, dan sempat menurun hingga 40 persen.
Dua hal tersebut merupakan indikator yang cukup substantial bagi Kemenperin.
“Ini merupakan salah satu yang didorong, mudah-mudahan di akhir tahun utilisasi sektor industri bisa mencapai 60 persen,” ungkap Menperin.
“Berkaitan dengan pengembangan sentra IKM, akan kami matching-kan antara industri besar dengan IKM. Usulan dari kami pada program tersebut sebesar Rp194 miliar pada tahun 2020, yang akan melibatkan 90 IKM dengan target 540 tenaga kerja,” papar Menperin.
Program selanjutanya yang bakal digenjot Kemenperin, yakni pembangunan digital capability center atau Pusat Informasi Digital Industri 4.0 (PIDI 4.0).
Selain itu, Kemenperin mengakselerasi pembangunan kawasan industri Bintuni.(*)